Staf Khusus Presiden Angkie Yudistia, Perempuan Tunarungu Menembus Batas

Staf Khusus Presiden Angkie Yudistia, Perempuan Tunarungu Menembus Batas
Staf khusus Presiden, Angkie Yudistia. Foto: M. Fathra Nazrul Islam/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Satu di antara tujuh staf khusus presiden Jokowi dari kalangan milenial ialah sosok perempuan bernama Angkie Yudistia. Usianya 32 tahun. Penyandang disabilitas yang aktif bergerak di sociopreneur.

Saat memperkenalkan Angkie, Jokowi menyebutnya sebagai sosok muda yang aktif di organisasi, termasuk organisasi internasional. Jokowi menunjuk perempuan penyandang disabilitas tunarungu itu sebagai stafsus dan juga juru bicara presiden bidang sosial.

Angkie dikenal oleh masyarakat luas sebagai perempuan muda yang menginspirasi. Keterbatasan yang dimiliki tak menghalanginya mewujudkan mimpi. Dia justru menjelma menjadi sosok perempuan dengan segudang prestasi.

Angkie lahir di Medan pada 5 Mei 1987. Dia awalnya terlahir dengan kondisi normal. Pendengarannya mulai menghilang saat perempuan yang kini berjilbab itu menginjak usia sepuluh tahun. Diduga hal tersebut terjadi tak lepas dari kesalahan penggunaan obat-obatan saat dia terserang beberapa penyakit, termasuk malaria.

Kejadian itu sempat membuatnya terpukul dan merasa tidak percaya diri untuk beberapa waktu. Namun, dukungan yang kuat dari keluarga dan orang-orang terdekat, terutama sang ibunda, secara perlahan berhasil membangkitkannya dari keterpurukan.

Angkie menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 2 Bogor. Kemudian putri pasangan Hadi Sanjoto dan Indiarty Kaharman ini melanjutkan pendidikan dengan berkuliah di fakultas komunikasi di London School of Public Relations Jakarta. Di kampus ini pula perempuan yang dikenal gemar menulis tersebut meraih gelar masternya pada 2010.

Pada 2008, perempuan yang menjalani aktivitas dengan menggunakan alat bantu pendengaran itu mengikuti ajang Abang None Jakarta dan berhasil terpilih sebagai salah satu finalis dari daerah pemilihan Jakarta Barat. Masih di tahun yang sama, dia juga sukses menyabet penghargaan sebagai The Most Fearless Female Cosmopolitan 2008.

Angkie terus berkarya mewujudkan satu demi satu mimpinya. Di tahun 2011, dia menelurkan sebuah buku berjudul "Perempuan Tunarungu Menembus Batas." Buku keduanya yang berjudul "Setinggi Langit" terbit di pasaran selang dua tahun kemudian. Di tahun 2019, Angkie meluncurkan buku ketiganya berjudul "Become Rich as Sociopreneur".

Angkie Yudistia lahir di Medan 5 Mei 1987. Awalnya terlahir dengan kondisi normal. Pendengarannya mulai menghilang di usia 10 tahun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News