Starbuck Sunyi

Oleh Dahlan Iskan

Starbuck Sunyi
Dahlan Iskan di Kota Starbuck. Foto: disway.id

Tidak ada respons.

Saya ulang teriakan itu tiga kali. Dengan teriakan yang lebih keras. Tidak ada tanda-tanda kehidupan.

Padahal ada sebuah mobil terparkir di halaman. Siraman air otomatis berputar di tamannya. Puluhan sapi merumput di tanah lapang sebelah rumah.

Namun tidak ada manusia. Rumah tetangganya juga jauh: lebih 200 meter. Juga seperti tidak ada manusia.

Kembali ke mobil.

Saya coba datang ke bangunan yang jauh di sana. Ternyata bangunan sekolah. Dari jauh terlihat ada bus sekolah khas Amerika: warna oranye mencolok. Lagi parkir di halamannya. Sunyi. Sepi. Mamring.

Ups... ada wanita di balik pagar sekolah itu. Sendirian. Lagi mencabuti rumput di sebelah pagar. Saya pun menghentikan mobil.

Starbuck Sunyi

Ada papan nama kecil yang tiba-tiba mencuri mata saya: Welcome to Starbuck. Saya tidak pernah mendengar Starbucks Coffee lahir dari kota kecil ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News