Strategi Terbaru Kementan Sukseskan Program Serasi

Strategi Terbaru Kementan Sukseskan Program Serasi
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Kementan) Sarwo Edhy. Foto: Kementan

"Selanjutnya SID digunakan sebagai bahan untuk menyusun Detail Engineering Design (DED). Pelaksana SID adalah Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) Balitbangtan dan Dinas Pertanian setempat. Kegiatan SID ini dijadwalkan Januari-Maret 2019," ungkapnya.

Sementara, kontribusi yang bisa dilakukan Pemerintah Daerah (Pemda) antara lain pengkondisian lahan dengan pemilik, penyiapan SDM petani, perjanjian kompensasi lahan yang terdampak infrastruktur, memasukan jalur listrik ke lokasi dengan format PJU dan memberikan bahan bakar, operator, serta pemeliharaan.

Program Serasi ini sudah mempunyai beberapa pilot project yang dilakukan di 2018. Di antaranya di Kabupaten Banyuasin, Kecamatan Muara Telang yang melibatkan Kelompok Tani (KT) Bina Tani Sejahtera Desa Telang Rejo (272 Ha), KT Karya Sejahtera Desa Telang Karya (352 Ha), dan KT Subur Makmur Desa Telang Makmur (272 Ha).

Sementara di Kabupaten Banjar, Kecamatan Sungai Tabuk melibatkan KT Karya Tani Desa Tajau Landung (140 ha) dan KT Karya Tani Desa Keliling Benteng Ilir (60 ha).

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengatakan, memanfaatkan lahan rawa tidaklah mudah, begitu banyak tantangan yang harus dihadapi. Namun dirinya optimistis program Serasi ini akan terealisasi sesuai yang diharapkan.

"Potensi lahan rawa yang siap untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian harus dilakukan. Ini diperlukan untuk mewujudkan Indonesia jadi lumbung pangan. Apalagi, terjadi penurunan Data Eksisting Luas Lahan Sawah menjadi sekitar 7,7 juta ha menurut versi validasi BPS," jelas Sarwo Edhy.

Sarwo Edhy menambahkan, pengamanan ketahanan pangan nasional melalui jumlah hasil produksi juga perlu terus ditingkatkan. Ini juga sebagai upaya peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dan Luas Areal Tanam komoditas pertanian.

"Sasaran akhir adalah kedaulatan pangan pada tahun 2045. Apalagi, lahan rawa aman dari aspek lingkungan dan bahaya kebakaran. Program Serasi ini beda dengan Program Gambut Sejuta Hektare, di mana lahannya mudah terbakar. Program Serasi memanfaatkan tanah mineral, bukan lahan gambut. Selain itu juga hasilnya sudah terbukti di lapangan," pungkasnya. (adv/jpnn)


Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan evaluasi terhadap program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi).


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News