Stres Bisa Menyebabkan Kehilangan Memori dan Penyusutan Otak?

Stres Bisa Menyebabkan Kehilangan Memori dan Penyusutan Otak?
Stres. Ilustrasi.

jpnn.com - Jika Anda menjalani kehidupan dengan tingkat stres tinggi, maka Anda bisa kehilangan ingatan dan mengalami penyusutan otak sebelum mencapai 50 tahun. Hal ini menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Neurology.

"Tingkat kortisol yang lebih tinggi (hormon stres) tampaknya memprediksi fungsi otak, ukuran otak dan kinerja pada tes kognitif," kata penulis studi, Dr. Sudha Seshadri, profesor neurologi di UT Health San Antonio, seperti dilansir laman MSN, Minggu (27/1).

"Kami menemukan adanya kehilangan ingatan dan penyusutan otak pada orang yang relatif muda jauh sebelum gejala apa pun bisa dilihat," tambah Seshadri.

Kortisol adalah salah satu hormon stres utama tubuh, paling dikenal karena perannya dalam naluri fight or flight pada manusia.

Ketika kita dalam keadaan stres dan waspada tinggi, maka kelenjar adrenal akan menghasilkan lebih banyak kortisol. Hormon ini kemudian bekerja untuk mematikan berbagai fungsi tubuh.

Setelah krisis berlalu, kadar kortisol harus turun dan sistem tubuh harus kembali normal.

Tetapi jika tombol alarm Anda tetap ditekan, maka tubuh bisa terus rusak yang menyebabkan kecemasan, depresi, penyakit jantung, sakit kepala, kenaikan berat badan, sulit tidur dan tentu saja, masalah ingatan dan konsentrasi.

Hal ini karena otak sangat rentan, untuk itu semua nutrisi yang dibutuhkan harus berfungsi secara optimal.

Setelah menyesuaikan data dengan mempertimbangkan usia, jenis kelamin, massa tubuh dan merokok, para peneliti menemukan bahwa orang-orang dengan tingkat kortisol paling tinggi mengalami kehilangan memori.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News