Suami Cerewet Saat Tahu Fatria jadi Kepala Perawat Khusus Pasien Corona

Suami Cerewet Saat Tahu Fatria jadi Kepala Perawat Khusus Pasien Corona
Ilustrasi. Foto: Antara/Mulyana

Namun, kata Fatria, rasa ketakutan tersebut harus dilawan dan disembunyikan dalam diri agar pasien positif yang sedang dirawat tidak bertambah takut atau stres melihat perawatnya saja ketakutan menangani mereka.

“Dari situlah mulai muncul keberanian untuk merawat pasien positif Covid-19. Kami tidak boleh menampakkan ketakutan kami agar para pasien tidak stres dan semangat untuk sembuh dari virus Covid-19 ini,” tuturnya.

Lebih lanjut Fatria menyampaikan, orang yang berada di garda terdepan seperti perawat dan dokter setelah merawat pasien positif Covid-19, mereka akan langsung ditetapkan menjadi Orang Dalam Pemantauan (ODP).

“Jadi kami ini langsung jadi ODP. Hal itu karena kami telah melakukan kontak langsung dengan pasien positif Covid-19 di ruangan isolasi. Dengan kondisi tersebut kami harus lebih berhati-hati dalam berkomunikasi di lingkungan luar RS,” jelasnya.

Setiap pengin pulang ke rumah, Fatria tidak bisa langsung bertemu atau berinteraksi dengan anak-anak dan suaminya.

Dia harus membersihkan seluruh tubuh dan pakaian terlebih dahulu sebelum bisa berkumpul dengan keluarga.

“Bahkan suami pernah cerewet ketika awal saya menjadi Kepala Penanggung Jawab Perawat Khusus Covid-19. Beliau takut saya ikut tertular. Namun setelah saya jelaskan dengan baik, akhirnya suami mengikhlaskan saya bekerja,” ujarnya.

Ia pun juga harus membatasi interaksi dengan lingkungan tempat tinggalnya karena potensi dirinya menjadi carrier atau pembawa virus Covid-19 sangat terbuka.

Selain harus menghadapi suami cerewet, dia harus menjawab pertanyaan pasien yang tertulari virus corona.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News