Sudah Ada Insentif Rp 60 juta, Warga Australia Tetap Tak Mau Kerja di Pertanian

Program serupa juga pernah dilakukan di Queensland, yang menawarkan warga untuk mau bekerja di kawasan pedalaman di negara bagian tersebut dengan tunjungan uang tunai hingga A$1.500, atau lebih dari Rp15 juta dan hanya satu pelamar yang sukses dalam dua bulan terakhir, sementara 30 orang lainnya masih dalam proses melamar.
Menteri Pertanian Queensland, Mark Furner mengatakan program yang awalnya diumumkan sebagai uji coba untuk dua wilayah di tenggara negara bagian Queensland tersebut akan diperpanjang.
"Kami senang dengan tahap awal skema insentif dan sekarang kami membuatnya tersedia untuk seluruh negara bagian," kata Mark.
Kurangnya pekerja Australia serta pekerja internasional membuat para petani apel Queensland, seperti Granite Belt dan petani stroberi Nathan Baronio khawatir.
"Sayangnya kami belum melihat banyak orang yang memanfaatkan skema saat ini," katanya.
"Dalam waktu sekitar 10 hari kami akan membutuhkan 60 hingga 70 pekerja tambahan dan sepertinya ini akan sulit tercapai."
"Kami sudah melihatnya sejak bulan Oktober, tetapi ketika tidak memiliki karyawan, panen bisa ditinggalkan."
"Kami meninggalkan enam setengah hektar stroberi. Hal itu mengakibatkan kerugian panen sekitar A$500.000 hingga A$600.000," ujarnya.
Upaya mendorong warga Australia yang kehilangan pekerjaan karena pandemi virus corona untuk bekerja di pertanian tampaknya gagal
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya
- Dunia Hari Ini: Gempa Bumi Berkekuatan 6,2SR Mengguncang Turkiye, 150 Warga Luka-luka