Sudah Ada Insentif Rp 60 juta, Warga Australia Tetap Tak Mau Kerja di Pertanian
Upaya mendorong warga Australia yang kehilangan pekerjaan karena pandemi virus corona untuk bekerja di pertanian tampaknya gagal.
Padahal Pemerintah Australia sudah memberikan insentif berupa tunjangan uang tunai untuk membantu menutupi biaya pindah dan akomodasi ke kawasan pedalaman Australia.
Industri hortikultura di Australia diperkirakan akan mengalami kekurangan 26.000 pemetik buah dan sayuran pada musim panen ini, akibat penutupan perbatasan internasional dan membuat pemegang Work and Holiday Visa (WHV) tidak bisa masuk.
Menurut angka dari Departemen Ketenagakerjaan Federal, program yang menawarkan insentif untuk warga Australia pindah ke pedalaman di musim panen hanya menarik 148 pekerja.
Paket bernama 'Relocation Assistance to Take Up a Job program' menawarkan uang tunai senilai A$6.000, atau lebih dari Rp60 juta, untuk menutupi biaya hidup seperti transportasi, akomodasi, dan seragam, dengan syarat kerja selama enam minggu.
"Jumlah yang mendaftar tidak mengejutkan," kata Tyson Cattle dari organisasi AusVeg.
Photo: Industri pertanian di Australia memiliki ketergantungan dengan pekerja asing, termasuk pemegang visa Work and Holiday. (ABC News: Nathan Morris)"Kami mendukung inisiatif semacam itu dan selalu mengutamakan orang Australia, tetapi usaha menarik mereka tampaknya tidak berhasil."
Upaya mendorong warga Australia yang kehilangan pekerjaan karena pandemi virus corona untuk bekerja di pertanian tampaknya gagal
- Ini Motif Bule Australia Menganiaya Sopir Taksi di Bali
- Adaptasi Perubahan Iklim, Kementan Siap Tingkatkan Produktivitas Pertanian
- Dunia Hari Ini: Timnas Indonesia Mengalahkan Korea Selatan Dalam Piala Asia U-23
- Kementan Menggelar TOT Gerakan Antisipasi Darurat Pangan Nasional 2-4 Mei
- Dunia Hari Ini: Pendiri Mustika Ratu Tutup Usia
- Kenapa Ibu Negara Masih Akan Sangat Berpengaruh di Indonesia?