Sudah Meninggal, Masih Masuk Daftar Pemilih

Sudah Meninggal, Masih Masuk Daftar Pemilih
Sudah Meninggal, Masih Masuk Daftar Pemilih
Lebih lanjut dia mengatakan, pemutakhiran juga dilakukan di apartemen. Warga di sana ada yang memang tinggal dan juga sebatas investasi. “Untuk yang di apartemen, kami tidak pasangi stiker. Lagian siapa yang ngeliat nanti,” pungkasnya.

Anggota KPU Jakarta Pusat I Gede Narayana menambahkan, di wilayahnya jumlah warga yang dicoret dalam kelurahan tidak banyak. “Paling jumlahnya seratus tiap kelurahan,” ujarnya.

Untuk diketahui, jumlah DP4 yang diserahkan Dukcapil ke KPU DKI sebanyak 7.545.989 jiwa. Adapun jumlah petugas pemutakhiran data mencapai 15.021 orang. Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) DKI Jakarta, seperti pernah diberitakan mengingatkan lembaga penyelenggara pemilu itu agar bersungguh-sungguh dalam pemutakhiran. Pasalnya, ada beberapa catatan yang patut diperhatikan. “Apakah petugas pemutakhiran data pemilih (PPDP) benar-benar melakukan pemutakhiran. Pertanyaan ini diajukan karena terjadi golput yang tinggi bukan semata-mata disebabkan golput by choice atau karena pilihan sadar. Tetapi juga karena golput by accident,” ujar Ketua Panwaslu DKI Jakarta Ramdansyah.

Menurut dia, golput by accident artinya petugas PPDP sebenarnya tidak melakukan pemutakhiran data pemilih. Sehingga terjadinya golput yang tinggi lebih disebabkan tidak dilakukannya pemutakhiran. “Hal ini merupakan pelanggaran pidana pemilukada apabila orang yang nantinya di DPS tidak terdaftar dan kemudian komplain kepada KPU, tetapi tetap tidak dicantumkan namanya dalam DPT menjadi pelanggaran pidana,” terang Ramdansyah.

ANCAMAN pemilih ganda dan siluman, tidak boleh dianggap enteng. KPU DKI Jakarta, harus terus menyisir rumah warga untuk memutakhirkan data pemilih.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News