Sudah Meninggal, Mbah Maridjan Masih Produktif

Sudah Meninggal, Mbah Maridjan Masih Produktif
Sudah Meninggal, Mbah Maridjan Masih Produktif
Ada kebanggaan tersendiri bagi Asih atas peran ayahnya di media. “Itu bentuk perhatian bagi keluarga kami,” katanya sebelum menjamu para tamu. Setiap melihat iklan yang menampilkan Mbah Maridjan, Asih mengaku trenyuh. Merasa banyak utang budi atas perjuangan ayahnya semasa hidup.

Satu jam berlalu, lafal ayat Al-Qur’an surat Yaasiin dan tahlil diucapkan para hadir dengan khidmad. Hingga pemungkas acara nyewu usai menjelang Magrib. Peringatan seribu hari mengenang Mbah Maridjan ditutup dengan buka bersama dan shloat Magrib berjamaah di bangunan bambu, bekas masjid yang dibangun oleh Mbah Maridjan. [***]


Tak terasa, seribu hari berlalu, warga lereng Merapi kehilangan Mbah Maridjan. Sosok kharismatik yang menjadi panutan itu meninggal dunia saat Gunung


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News