Sudah ya Nak, Banyak Temanmu Nanti di Sana

Sudah ya Nak, Banyak Temanmu Nanti di Sana
Regina memeluk Intan Nurmala Sari sesaat sebelum petugas BKSDA mengevakuasinya. Foto: EDWIN AGUSTYAN/KALTIM POST/JPNN.com

Keluarga tersebut merawat Regina seperti anak sendiri. Selama enam bulan mamalia itu diberi minum susu. Tidurnya pun satu kasur dengan Riska dan Muhammad Raska, anak ketiga pasangan itu.

Kebiasaan itu berlangsung saban hari. Keakraban pun segera terjalin erat di antara mereka.

“Dia (Regina) ngamuk kalau saya seolah ingin melempar Raska. Karena memang sudah sangat dekat,” terang Suparman.

Hewan dilindungi itu diajari mengenali bagian tubuhnya. Meminta dengan tangan kanan dan tidak boleh marah.

“Kalau minta minum dia menggaruk leher. Kalau mau makan, gerakan tangan seperti minta disuap,” kata Intan.

Sehari-hari, Regina diberi makan pepaya, nanas, dan nasi. Es dan kopi pun diseruputnya. Warga sekitar juga sering membawakannya makanan. Termasuk gorengan.

Tapi, Gina, begitu Regina sering dipanggil, tak bisa makan ikan. “Bibirnya langsung bengkak,” tuturnya.

Suatu waktu, tidak ada orang di rumah Suparman. Gina yang ditempatkan di batang pohon di samping rumah kelaparan.

Regina, orang utan yang sudah bertahun- tahun hidup bersama warga itu akhirnya diambil BKSDA untuk dikembalikan ke habitatnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News