Sudahkah Indonesia Memiliki Sistem Pelacakan Kontak COVID-19 yang Benar?


(Supplied: ANTARA FOTO/FB Anggoro.)
Angka kematian tenaga kesehatan terus naik
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 'situation report' Indonesia pekan lalu mencatat, setidaknya 70 dokter dan 50 perawat telah meninggal akibat COVID-19 di Indonesia dan ratusan lainnya tertular penyakit tersebut saat memerangi pandemi.
Sementara Perhimpunan Perawat Nasional (PPNI) mengatakan setidaknya 300 dari 1,3 juta perawat sudah tertular virus corona, namun memperingatkan angka sebenarnya bisa saja lebih tinggi.
Peringatan PPNI ini bukannya tanpa alasan. Di Sumatera Utara saja, Senin kemarin (10/08), Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumatera Utara, Whiko Irwan, mengumumkan sebanyak 348 orang tenaga medis terpapar COVID-19).
40 orang diantaranya merupakan dokter spesialis, 13 orang dokter peserta pendidikan dokter spesialis (PPDS) dan 29 orang dokter umum.
"Selain itu, ada 207 orang perawat, 29 orang bidan dan 30 orang analis laboratorium," kata Whiko.
Untuk mengatasi kasus tenaga medis yang terpapar COVID-19, Ketua Satgas COVID-19 Doni Monardo meminta kepala daerah agar menyusun standar operasional prosedur (SOP) bagi tenaga medis.
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Mendeteksi dini penularan serta pelacakan kontak setelah seseorang dinyatakan positif tertular virus corona menjadi bagian penting dalam menangani pandemi COVID-19
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya