Sugali

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Sugali
Presiden Joko Widodo. Foto: Ricardo/JPNN.com

Pembangunan hanya dinikmati oleh kalangan elite terbatas. Ada distribusi yang tidak adil dalam pembagian kue pembangunan. Masyarakat yang sebenarnya menjadi sasaran pembangunan mendapat jatah yang minim.

Lapangan pekerjaan formal makin sulit. Akibatnya banyak yang harus memenuhi kebutuhan hidup dengan segala cara. Jadi gelandangan dan pengemis pun dilakoni. Yang punya nyali besar memilih menjadi preman.

Keberadaan mereka memang kerap mengganggu masyarakat. Di terminal bus mereka melakukan pungutan liar terhadap sopir-sopir. Kalau pungli tidak diberi akan berpengaruh terhadap keselamatan sopir dan kendaraannya yang melewati terminal.

Di pasar, para preman mengutip pungutan liar dari lapak-lapak kaki lima. Tidak jarang mereka main kasar dengan menganiaya dan merusak lapak kalau pungli ditolak. Di tempat-tempat perbelanjaan dan hiburan mereka menjadi penjaga keamanan. Tidak jarang mereka harus bersaing dengan kelompok preman lain yang ingin merebut lahan pengamanan.

Lepas dari kejahatan yang mereka lakukan, negara harus hadir bertanggung jawab, karena negara punya andil besar dalam persoalan ini. Operasi penangkapan preman bukanlah jalan keluar yang bisa mengatasi masalah secara permanen.

Selama masalah utamanya tidak teratasi, maka fenomena premanisme akan terus muncul, dan Sugali-Sugali baru akan terus lahir. (*)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:

Kisah Sugali adalah perburuan terhadap preman dan bramacorah pada era 1980 sampai 1984.


Redaktur : Adek
Reporter : Cak Abror

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News