Sujud Risma

Sujud Risma
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Dokter Sudarsono lagi menceritakan keadaan rumah sakit yang ia pimpin. Tiba-tiba, itu tadi. Bu Risma ndelosor di lantai --yang tak lain adalah aspal yang biasa untuk tempat berhenti mobil.

Begitu lama Bu Risma ndelosor. Beberapa orang sampai ikut merayu untuk mengakhiri adegan itu.

Bu Risma pun kembali duduk di kursinyi.

Setelah kembali duduk dia pun mengungkapkan kejengkelannyi pada RSUD dr. Soetomo. Yang, katanyi, sulit diajak koordinasi.

Dari ucapannyi itu, terkesan, pasien Covid-19 dari Surabaya tidak bisa masuk ke situ. Kesan lainnya lagi: Pemprov, sebagai pemilik RS itu, tidak mendukung program Covid-19 wali kota.

Kesan, di zaman medsos ini, bisa lebih dominan dari data. Menurut data, pasien RS Dr Soetomo kebanyakan adalah warga Surabaya.

Kalaupun ada pasien Surabaya yang ditolak itu karena rumah sakitnya lagi penuh. Bukan karena wali kota Surabaya lagi bertengkar dengan gubernur Jatim.

Jatim memang lagi punya gubernur dan wali kota yang sama-sama wanitanya. Hanya beda partainya.

Bu Risma sampai sujud-sujud. Di depan para dokter. Diketahuilah kenapa rumah-rumah sakit di Surabaya terlalu penuh penderita Covid-19.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News