Sukarelawan, Sukarela atau Berharap Imbalan?

Sukarelawan, Sukarela atau Berharap Imbalan?
Joko Widodo dalam kampanye akbar bertitel Konser Putih Bersatu di SUGBK, Senayan, Jakarta, Sabtu (13/4). Foto: M Fathra Nazrul/JPNN.Com

PDIP tidak mau berjudi dengan memberikan tiket kepada Puan yang bermodal elektabilitas minimalis.

Di sisi lain, Ganjar Pranowo masih berkutat dengan ketidakpastian. Ia tidak berani mengabil sikap tegas, karena Megawati sudah siap dengan kartu kuning maupun kartu merah.

Begitu Ganjar berani melakukan pelanggaran, kartu merah akan segera melayang. Itulah sebabnya Ganjar gamang, maju tidak berani, mundur tidak mau.

Di sisi lain, para sukarelawan Jokowi terus bergerak mengadakan musyawarah nasional untuk memilih calon presiden yang bakal disodorkan ke Jokowi. Nama Ganjar selalu muncul dan ungggul di berbagai arena musyarawah.

Akan tetapi, rekomendasi sukarelawan Jokowi itu tidak ada artinya karena tidak ada partai politik yang menanggapinya.

Koalisi Golkar, PPP, dan PAN yang semula diduga menjadi sekoci penyelamat untuk Ganjar Pranowo, ternyata sampai sekarang tidak kunjung mengumumkan kandidat calon presidennya. Belum ada satu partai pun yang berani secara resmi memunculkan Ganjar Pranowo sebagai kandidat calon presiden.

Tidak ada partai pemilik kursi di parlemen yang berani mengusik PDIP dengan mencalonkan Ganjar sebagai kandidat capres.

Kondisi ini membuat kelompok organisasi rawan frustrasi terhadap Ganjar. Salah satunya ialah GP Mania yang menjadi reinkarnasi Jokowi Mania.

Seharusnya sukarelawan bekerja ikhlas tanpa mengharapkan imbalan apa pun. Namun, dalam praktiknya, kelompok sukarelawan sudah menjadi organisasi pseudo-politik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News