Suku Pedalaman Baduy Menyambut Pemilu

Tolak Atribut Parpol, Ikut Siapa pun yang Menang

Suku Pedalaman Baduy Menyambut Pemilu
Foto: Tomy C Gutomo/Jawa Pos
Dengan kondisi seperti itu, praktis masyarakat Baduy tak banyak mengenal caleg. Baik caleg DPR, DPRD provinsi, DPRD kabupaten, maupun DPD. Hampir tak ada caleg yang datang. Mungkin para caleg bingung apa yang bisa dijanjikan untuk warga Baduy.

Jaro Daenah optimistis, pemilih pada pemilu kali ini meningkat. Indikasinya, kata Daenah, pada pilkada gubernur tahun lalu, jumlah pemilih naik menjadi 800 orang. "Mudah-mudahan pemilu ini naik lagi yang milih," katanya.

Daenah mengakui, mengajak masyarakat Baduy Dalam yang berjumlah sekitar 1.000 orang untuk ikut pemilu memang agak susah. Sebab, masyarakt Baduy Dalam lebih kental menjaga tradisi. Perebutan kekuasaan bukanlah tradisi Baduy. Apalagi meminta mereka berjalan menuruni bukit hingga 15 km hanya untuk mencontreng. Baduy Dalam berada di tiga kampung di antara 59 kampung Baduy. Yakni, Cikartawana, Cibeo, dan Cikeusik.

Mereka berbeda dengan masyarakat Baduy Luar yang sudah banyak berbaur dengan masyarakat di luar. Bahkan, sebagian penduduk Baduy Luar punya handphone, meski untuk charge baterainya harus menumpang di desa tetangga.

Pemilihan umum 9 April nanti dihelat di seluruh pelosok negeri. Termasuk di perkampungan adat terasing, Baduy. Meski demikian, tidak mudah meminta

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News