Suku Pedalaman Baduy Menyambut Pemilu

Tolak Atribut Parpol, Ikut Siapa pun yang Menang

Suku Pedalaman Baduy Menyambut Pemilu
Foto: Tomy C Gutomo/Jawa Pos
Sebagian warga Baduy Luar juga mengaku sudah memiliki pilihan mantap dalam pemilu nanti. Amir Syafrudin, 29, mengaku sudah menetapkan pilihan pada satu partai. Namun, dia belum punya pilihan caleg. "Prinsip kami lunang, milu (ikut, Red) yang menang. Siapa pun yang menang, Baduy mengakui," katanya.

Menurut Amir, pada Pemilu 2004, yang menang di Baduy adalah Partai Golkar. Pada Pilpres 2004, masyarakat Baduy lebih banyak memilih SBY.

Masyarakat Baduy tidak mengenyam pendidikan formal di sekolah. Mereka menganggap, sekolah membuat orang jadi pintar. Akibatnya, setelah pintar, mereka akan memintari (membohongi) orang lain seperti orang kota. Meski tidak sekolah, mereka tidak buta huruf. "Jadi, kalau urusan mencontreng tidak masalah. Kami bisa membaca dan menulis," kata Marsadi, sekretaris PPS (panitia pemungutan suara) Baduy.

Soal pemilih perempuan, juga mulai ada kesadaran dari kaum ibu. Arsih, 28, telah mengajak ibu-ibu di Baduy untuk memilih. "Tapi, kami belum kenal caleg-calegnya," ujar perempuan yang sehari-hari menenun kain itu. (nw)

Pemilihan umum 9 April nanti dihelat di seluruh pelosok negeri. Termasuk di perkampungan adat terasing, Baduy. Meski demikian, tidak mudah meminta


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News