Suku Pedalaman Baduy Menyambut Pemilu

Tolak Atribut Parpol, Ikut Siapa pun yang Menang

Suku Pedalaman Baduy Menyambut Pemilu
Foto: Tomy C Gutomo/Jawa Pos
Jaro Daenah, kepala desa Kanekes, mengatakan, di desanya terdapat 6 ribu jiwa. Pada Pemilu 2004, hanya 100-an yang datang ke TPS. Itu pun penduduk Baduy Luar. "Yang Baduy Dalam tidak melaksanakan (tidak memilih, Red)," kata Daenah.

Baduy terletak 173 km dari Jakarta atau 75 km dari Rangkasbitung. Meski tak terlalu jauh, perjalanan dari Rangkasbitung bisa memakan waktu 2,5 jam. Sebab, jalan yang dilalui berupa tanjakan, tikungan, dan berlubang. Kendaraan tak bisa masuk ke Baduy. Pemberhentian terakhir adalah Ciboleger, Desa Bojong Menteng, yang berbatasan langsung dengan Kanekes.

Untuk menuju Baduy Dalam, harus berjalan kaki lagi sekitar 15 km dan memakan waktu sekitar 1,5-2 jam melalui jalan berbukit dan menyeberang sungai.

Sepanjang perjalanan dari Rangkasbitung ke Ciboleger dipenuhi atribut partai. Tapi, begitu masuk ke Baduy yang berada di kaki gunung Kendeng, tak satu pun bendera parpol atau foto caleg yang terpasang. Dinding rumah sasak beratap ijuk itu bersih dari pesan politik. Begitu juga pepohonan di kampung Baduy. Kalaupun ada suasana pemilu, itu hanya di rumah Kades atau jaro. Di dinding sosoro Jaro Daenah, tertempel poster dari KPU yang berisi 44 tanda gambar dan nomor peserta Pemilu 2009 serta spanduk Sukseskan Pemilu juga dari KPU.

Pemilihan umum 9 April nanti dihelat di seluruh pelosok negeri. Termasuk di perkampungan adat terasing, Baduy. Meski demikian, tidak mudah meminta

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News