Sultan Ghozali

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Sultan Ghozali
Dhimam Abror Djuraid. Foto: Ricardo/JPNN.com

Dengan memiliki aset NFT berarti Anda punya aset digital yang eksklusif. NFT menggunakan teknologi blockchain ethereum untuk merekam transaksi di dalamnya. NFT mewakili barang berharga atau unik dengan nilai tukar yang tidak ternilai.

Aset yang bisa dijual dengan bentuk NFT bisa berupa karya seni seperti game, foto, video, musik, dan lain-lainya. Anda juga bisa mengubah aset dokumen menjadi NFT. Harga jualnya tergantung dari faktor subjektif seperti kualitas, kreativitas, dan reputasi dari sang seniman.

Kalau Anda masih bingung mengapa satu aset NFT bisa berharga miliaran, mari kita ambil contoh para penghobi tanaman hias, ikan hias, batu akik, atau burung berkicau.

Ketika sedang musim tanaman hias, orang pada keranjingan dan ada yang rela membayar tanaman hias jenis ‘’janda bolong’’ dengan mobil senilai ratusan juta.

Tanaman hias itu tidak banyak bedanya dengan tanaman lainnya. Bedanya, janda bolong punya warna dan bentuk daun yang unik karena ada bolong-bolong pada beberapa bagian. Para penghobi akan melihat bentuk daun, bentuk lubang pada daun, dan ukuran daun sebagai NFT yang mempunyai nilai tinggi.

Bagi mereka yang tidak hobi, bunga bolong itu tidak lebih dari daun yang cacat karena dimakan ulat. Namun, para penghobi tanaman hias rela membayarnya ratusan juta rupiah.

Ketika ditaruh di halaman lalu ada kambing iseng yang memakan daun bolong itu, sang pemilik bisa mati berdiri. Ada juga ikan hias jenis arwana yang nilainya puluhan juta digoreng oleh seorang ibu yang kesal, karena suaminya lebih memperhatikan ikan hias ketimbang istrinya.

Harga tanaman hias, ikan hias, batu akik, dan burung berkicau, bergantung kepada para penghobi sendiri.

Janda bolong, batu akik, ikan arwana dan foto-foto selfie Sultan Ghozali adalah bagian dari NFT,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News