Sultan Sebut Sawit Bisa Jadi Modal Soft Power Indonesia Dalam Geopolitik Global

“Kita beruntung menjadi negara dengan produksi sawit terbesar di dunia. Artinya, semua negara mengakui Indonesia menjadi market leader dan price maker produk olahan kelapa sawit di dunia,” ujar Sultan.
Pasar CPO global, kata Sultan, sangat bergantung dengan kebijakan sawit Indonesia. Sehingga sangat beralasan jika pemerintah ingin melakukan ekstensifikasi perkebunan kelapa sawit ke semua wilayah yang memiliki lahan yang cukup luas.
"Meskipun setiap pilihan kebijakan tentunya memiliki konsekuensi dan resiko tertentu. Kami percaya Pemerintah sudah memiliki hitungan dan kajian yang mendalam terhadap resiko atas setiap program yang dianggap penting dan strategis bagi ketahanan nasional,” ujar Sultan.
Pada bagian akhir, Sultan mengatakan intinya dari dari parlemen sangat mendukung program ketahanan pangan d energi pemerintah Prabowo meskipun banyak anggota DPD RI yang mempertanyakan rencana pembukaan lahan 20 JT HA oleh MENHUT.
“Kami berkewajiban memberi masukan agar rencana pembukaan lahan baru tersebut di kalkulasi kembali dan yang paling penting pembukaan lahan baru harus memperhatikan dampak agar kondisi tetap terjaga,” ujar Sultan.(fri/jpnn)
Ketua Dewan DPD RI Sultan B Najamudin menilai produk perkebunan kelapa sawit Indonesia berpeluang menjadi soft power Indonesia dalam peta geopolitik global.
Redaktur & Reporter : Friederich Batari
- Anggota DPD RI Lia Istifhama: Penting Menganalisa Sikap Pemuda Terhadap Keberlangsungan Bangsa
- Bocoran Tes Lanjutan Buat yang Mengincar Posisi di PalmCo
- Sultan Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Olimpiade Remaja 2030
- IJMI Sebut Pekerja Sawit Indonesia Rawan Dieksploitasi
- Jamin Keselamatan Kerja Buruh, Senator Filep: Percepat Revisi UU SJSN & Ratifikasi Konvensi ILO 102/1952
- Secangkir Kopi Sambut Pengunjung di Pavindo, World Expo 2025