Sumbar harus Tetap Menyiapkan Kawasan Mandeh dan Mentawai

Sumbar harus Tetap Menyiapkan Kawasan Mandeh dan Mentawai
Kawasan Wisata Mandeh. Foto: posmetropadang

Misalnya di Sulawesi Tenggah atau Sulawesi Utara yang lebih banyak potensi nikelnya. Maka tak bisa pariwisata dipaksakan dikembangkan di daerah itu. Lebih cocoknya didorong hiliarisasi dan smelter. “Kalau nikel kan banyak penggalian tanah, makanya tidak cocok untuk pengembangan pariwisata di sana. Tapi jangan stop pada smelter saja, namun dipikirkan lagi apa turunan industri yang bisa dibuat. Sehingga, bisa memberikan nilai tambah,” ucapnya.

Bambang menegaskan lagi, pengembangan ekonomi suatu wilayah juga harus lewat pendekatan nilai tambah. Seperti pengembangan wisata di Mentawai. Jika sudah ada kawasan wisata terintegrasi di sana, maka akan banyak wisatawan yang akan datang. Spending (pengeluaran) turis juga akan lebih besar lagi di Mentawai. Hotel akan mendapatkan keuntungan, demikian pula masyarakat sekitar Mentawai.

Gubernur Sumbar Irwan Prayitno menyebutkan, rakernas yang membahas pola perencanaan, peran dan fungsi Bappeda telah menguatkan hubungan dan sinergitas pembangunan.

Perencanaan yang baik merupakan awal pelaksanaan program pembangunan daerah agar lebih terukur. Baik dalam sasaran dan dampak yang diinginkan dalam memajukan daerah. “Tentu, semua ini tidak terlepas dari kerja sama dan koordinasi yang baik. Mulai dari kabupaten/kota, provinsi sampai ke perencanaan pembangunan nasional,” ujar Irwan Prayitno. (ayu)


Pengembangan pariwisata Indonesia harus berbasis kawasan dan tidak boleh sepotong-sepotong atau parsial.


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News