Sungguh tak Enak menjadi Klub Musafir di Liga 1

Sungguh tak Enak menjadi Klub Musafir di Liga 1
Suporter PSMS Medan. Ilustrasi Foto: Wahyudin/Jawa Pos

Statusnya tuan rumah, tapi stadion dipenuhi oleh Aremania. ”Rasanya tidak enak sekali. Main seperti tidak lepas dan dalam tekanan,” ujarnya.

Akhirnya, Persiba kembali ke Stadion Parikesit pada pekan kesepuluh dan kemudian bisa memakain stadion baru, Stadion Batakan, pada pekan ke-23.

Sayang, momentum sudah lewat dan sulit bagi mereka untuk bangkit. Dampaknya, mereka mengakhiri musim di posisi ke-17 klasemen akhir.

Selain Persiba, ada tim lain di Liga 1 musim lalu yang juga sempat menjadi musafir, yakni Perseru Serui.

Tim asal Kepulauan Yapen tersebut tiga kali menyandang status sebagai tim musafir. Itu terjadi ketika melawan Bali United (4/7), Persija Jakarta (13/7), dan PS TNI (18/7).

Berbeda dengan Persiba yang memilih stadion ”netral”, Cendrawasih Jingga –julukan Perseru– justru bermain di kandang para tamunya tersebut.

Melawan Bali United di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, menghadapi Persija di Stadion Patriot, Bekasi, serta menjamu PS TNI di Stadion Pakansari. Hasilnya, selalu kalah.

Saat itu, mereka terpaksa menjadi tim musafir karena tidak memiliki lampu stadion yang memadai. Padahal, pertandingan selalu malam hari karena memasuki bulan puasa.

Sejumlah peserta Liga 1 musim 2018 berpotensi menjadi klub musafir. Antara lain PSMS Medan dan PSIS Semarang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News