Super Semar

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Super Semar
Dhimam Abror Djuraid. Foto: Ricardo/JPNN.com

Budaya politik Indonesia kontemporer sangat dipengaruhi oleh filosofi pewayangan. Para politikus dan pejabat mengambil cerita dan karakter dalam pewayangan sebabagi filosofi politik. Banyak di antara para elite politik dan birokrasi yang mengidentifikasikan dirinya dengan tokoh wayang tertentu.

Umumnya yang diambil sebagai idola adalah para kesatria seperti Puntadewa yang dianggap sebagai simbol kesatria yang jujur dan bijaksana.

Bimasena, adik Puntadewa, banyak sekali diidolakan oleh para pejabat karena penampilan fisiknya yang tinggi besar dan gagah perkasa. Arjuna sangat banyak diidolakan karena wajahnya yang sangat tampan dan kemahirannya dalam peperangan.

Figur kesatria lain yang paling banyak diidolakan adalah Gatutkaca, putra Bimasena, yang punya kesaktian tinggi dan bisa terbang seperti superman. Gatotkaca sangat kuat dan kebal senjata, dan fisiknya sangat tangguh sehingga disebut ‘’otot kawat balung wesi’’, berotot kawat dan bertulang besi.

Banyak elite politik yang memajang wayang idolanya di dinding ruang tamu atau di ruang kerja mereka. Makin sakti tokoh wayang yang diidolakan, makin banggalah sang pejabat dengan identifikasinya.

Pak Harto berbeda dengan para pejabat lain. Seleranya bisa disebut sebagai anti-mainstream. Pak Harto tidak mengidolakan para kesatria, tetapi memilih Semar sebagai idola. Tentu tampilan Pak Harto yang gagah dan tinggi besar lebih tepat diidentifikasikan dengan para kesatria. Namun, Pak Harto malah memilih punakawan sebagai idola.

Semar bukan sembarang punakawan. Dia mempunyai personalitas yang unik, karena campuran manusia dan dewa. Semar adalah makhluk setengah manusia dan setengah dewa. Tampilan fisiknya buruk, tetapi kesaktiannya luar biasa.

Semar dikenal juga dengan nama Ki Lurah Badranaya dan Ismoyo. Dia bisa sewaktu-waktu melabrak kahyangan jonggring salaka tempat para dewa bersemayam. Semar merupakan saudara tua dari Batara Guru yang dikenal sebagai ketua para dewa. Kalau semar sedang marah Batara Guru pun akan dibuat ketakutan.

Untuk mendapat legitimasi politik Pak Harto perlu tokoh idola Super Semar, yang memudahkannya untuk melakukan komunikasi politik kepada rakyat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News