Surabaya Belum Aman dari Banjir

Genangan Meluas di Seluruh Kawasan

Surabaya Belum Aman dari Banjir
Surabaya Belum Aman dari Banjir

jpnn.com - SURABAYA - Alarm bahwa Kota Surabaya masih belum aman dari banjir benar-benar terbukti. Hujan deras kemarin siang (5/12) mengakibatkan banjir di berbagai kawasan. Tak hanya menggenangi sejumlah ruas jalan utama, air bah juga mengepung kawasan permukiman.

Selain karena banyak proyek box culvert dan pengerukan yang belum tuntas, banjir itu juga disebabkan banyaknya saluran di permukiman yang sudah buntu. Baik karena alih fungsi maupun tersumbat sampah. 

Salah satu wilayah yang terkepung genangan air hujan adalah Surabaya Barat. Hujan deras yang mulai turun siang kemarin membuat warga dan pengguna jalan benar-benar kerepotan. Apalagi, banjir kemarin merupakan musibah pertama sejak musim penghujan datang. 

Genangan di kawasan Sukomanunggal misalnya. Di jalur protokol, ketinggian air 40-50 cm. Bukan hanya itu. Air juga menggenangi permukiman setempat. Di sejumlah titik, genangan air setinggi ban mobil.

Sejumlah ruas Jalan Darmo Indah hingga kawasan Satelit Indah juga menjadi area genangan. Ketinggian genangan di wilayah tersebut rata-rata lebih dari 30 cm. Bahkan, di Satelit Indah, genangan terjadi di seluruh ruas jalan hingga pertigaan Jalan Raya Sukomanunggal. 

Banjir juga membuat sejumlah jalur utama lumpuh. Salah satu yang paling parah terjadi di Jalan Raya Margomulyo. Sebab, ada genangan di entrance-exit tol Tandes-Dupak. Laju kendaraan yang didominasi angkutan barang pun melambat. Situasi diperparah dengan banyaknya kendaraan yang mogok gara-gara terjebak genangan. Alhasil, kemacetan parah tak terhindarkan di mana-mana. "Saat musim hujan lalu juga seperti ini. Pusat banjirnya ya di sini," kata Agus Ismanto, pengguna jalan.

Jalur yang juga lumpuh gara-gara genangan adalah Jalan Raya Banyu Urip. Selain dipicu genangan air, aktivitas proyek box culvert yang belum kelar membuat jalur itu macet total. Sampai-sampai pengendara dipaksa untuk mencari jalur alternatif dengan melintasi gang-gang di permukiman. 

Banjir juga menggenangi wilayah Banjarsugihan, Kecamatan Tandes. Khususnya di kompleks SMPN 26. Air masuk ke ruang kelas. Ketinggian air mencapai 50 cm. Seluruh halaman sekolah terendam. Untung, para siswa sudah pulang. Dengan begitu, proses belajar mengajar tidak sampai terganggu.

Kepala SMPN 26 Ahmad Suharto membenarkan banjir tersebut. Menurut dia, itu merupakan banjir pertama yang terjadi di sekolahnya. Selama ini, sekolah tersebut tidak pernah kebanjiran. Banjir tersebut tidak terlepas dari proyek milik swasta yang tidak jauh dari sekolah itu.

Proyek flyover tersebut cukup tinggi sehingga air hujan mengalir ke kompleks sekolah. "Sekolah kami kalah tinggi sehingga jadi tempat mengalirnya air," katanya. 

Dia pun terpaksa bekerja bakti dengan para guru untuk mengamankan berkas dan dokumen penting. Dia berharap persoalan itu segera ditangani. Jika dibiarkan, sekolahnya akan berpeluang kebanjiran lagi. Lebih mengkhawatirkan lagi jika hujan deras turun cukup lama dan bertepatan dengan jam masuk sekolah. Dia khawatir air hujan mengganggu pembelajaran.

Selain Surabaya Barat, wilayah selatan juga masih digenangi air. Salah satunya Jalan Gayungsari Barat. Terutama di sisi timur jalan. Air menggenang sampai 30 cm. Penyebabnya adalah saluran air yang lebih tinggi daripada jalan. Dengan kondisi itu, air tidak bisa mengalir.

Camat Gayungan Soedibyo menyatakan, kondisi genangan air itu tidak separah sebelumnya. "Dulu seluruh Jalan Gayungsari Barat tertutup air. Sekarang hanya sebagian," ujarnya. 

Surabaya Timur juga belum lepas dari banjir. Kemarin air hujan juga menggenangi wilayah Rungkut Tengah. Jalan utama di kelurahan tersebut tergenang banjir setinggi lutut orang dewasa. Pengguna jalan pun kerepotan saat melintas. Bahkan, beberapa kendaraan roda dua mogok.

Lurah Rungkut Tengah Luhur Hudi Utomo menyatakan, banjir itu disebabkan proyek box culvert di Jalan Zamhuri-Jalan Rungkut Tengah. Saluran air yang ditutup box culvert lebih tinggi daripada jalan di samping proyek tersebut. Dampaknya, air hujan menggenang dan tidak bisa masuk ke sungai. 

Bukan hanya di kawasan Babadan Rukun dan Dupak saja, Jalan Kyai Tambak Deres, kawasan Kecamatan Bulak, pun dilanda banjir. Sebab, di kawasan tersebut masih banyak proyek pembangunan saluran yang belum terselesaikan. Selain itu, datarannya lebih rendah daripada Pantai Kenjeran. 

Camat Bulak Suprayitno menerangkan, kawasannya itu memang sudah menjadi langganan banjir. Sebab, kondisi beberapa saluran sudah tidak berfungsi. Karena itu, pemkot pun berupaya membenahi saluran tersebut. Namun, bukan malah menjadi baik, proyek tersebut belum terselesaikan sehingga kawasan itu semakin banjir. "Kami sudah berupaya mencegah banjir. Tapi, masih saja banjir datang dan meresahkan warga," ungkapnya.

Kepala Bidang Pematusan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBM) Syamsul Hariadi menuturkan, hujan yang mengguyur kemarin bisa dibilang sangat deras dan cukup lama. Selain itu, menjelang sore, air laut mulai pasang. Karena itu, air tidak bisa langsung melaju ke laut. "Untuk mendorong air ke laut, kami kerahkan semua rumah pompa," ungkapnya kemarin. 

Dia menyebutkan, khusus genangan di wilayah Surabaya Barat, memang ada proyek pembenahan saluran yang belum selesai. Proyek untuk mengonversi saluran irigasi menjadi drainase itu terkendala pembebasan lahan. Karena itu, saluran yang ada saat ini belum bisa menyambung seutuhnya. Termasuk genangan yang cukup tinggi di kawasan Balongsari.

Tapi, petang kemarin petugas berusaha menjebol saluran pembagi yang mempertemukan arus air dari Balongsari-Balong. Tujuannya, mempermudah aliran agar bisa lebih deras. "Dijebol sementara. Biar airnya deras," imbuhnya.

Langkah lain yang dilakukan petugas DPUBMP adalah mengatur aliran air dari kawasan Darmo Indah menuju daerah Simo. Lantas, aliran itu diteruskan ke kawasan Greges dan masuk ke Boezem Morokrembangan. "Ada juga yang dibuang ke timur," tambah Syamsul.

Sementara itu, air yang menggenangi Jalan Perak Barat dan Perak Timur memang disebabkan rumah pompa di Jalan Ikan Mungsing yang belum selesai. Tapi, petugas di lapangan telah mengerahkan pompa air cadangan untuk membantu menguras air. Diperkirakan proyek rumah pompa itu bisa selesai sekitar sepekan lagi. (lum/ris/ind/jun/c11/hud)


SURABAYA - Alarm bahwa Kota Surabaya masih belum aman dari banjir benar-benar terbukti. Hujan deras kemarin siang (5/12) mengakibatkan banjir


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News