Surabaya Bisa jadi Rujukan Pengelolaan Sampah di ASEAN

Lokasi daur ulang ini juga menerapkan teknologi Black Soldier Fly (BSF), yang merupakan hasil kerja sama antara KLHK dengan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Kota Surabaya.
Teknologi ini memanfaatkan larva lalat untuk memakan sampah organik dari sisa makanan/limbah rumah tangga, yaitu setiap 10 ribu larva, mampu mengurai limbah sebanyak 12 kilogram, dalam 12 hari.
"Di PDU ini adalah proyek KLHK tahun 2015, dan saat ini Pemko Surabaya akan membangun 3 lagi. Kita dengar tadi hasilnya 30% jadi kompos, sebagian menjadi number energi listrik, dan anda bisa lihat proses pengomposannya dengan menggunakan larva," tambah Karliansyah.
Saat ini di Indonesia sudah ada 12 PDU serupa, di antaranya di DAS Citarum, Labuan Bajo, Ponorogo, Bandung, Kota Bandung, Cimahi, dll.
Sekjen ASEAN Dato Lim Jock Hoi yang meninjau PDU Jambangan bersama rombongan juga mengapresiasi kegiatan di PDU tersebut.
Apalagi dia bersama rombongan melihat langsung proses pembuatan kompos di PDU itu.
"Kota di Indonesia patut menjadi contoh pengelolaan sampah bagi kota-kota di ASEAN. Saya berharap Indonesia dapat berbagi pengetahuan dan teknologi dengan Negara ASEAN lainnya," tutur Jock Hoi.
Surabaya selalu menjadi kota yang terdepan sebagai contoh dalam pengelolaan sampah di Indonesia.
- Sah! Pertamina Resmi Memimpin Clean Energy Task Force-ASCOPE
- Peringati Hari Bumi: Bank Mandiri Memperkuat Langkah Menuju Ekonomi Rendah Karbon
- Sosok Kartini Masa Kini, Pendiri Bank Sampah Bukit Berlian
- Pemkot Pekanbaru Rugi Ratusan Juta dari Aktivitas Pungli & Pengelolaan Sampah Ilegal
- Wali Kota Pekanbaru Soroti Praktik Pengelolaan Sampah Tak Sesuai Aturan, Badan Usaha Besar Terlibat
- Kunjungan Xi Jinping ke 3 Negara ASEAN Menegaskan Prioritas China