Surat Cinta

Oleh: Dahlan Iskan

Surat Cinta
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Di belakang Patra Jasa ada Lapangan Golf A. Yani. Kantor lama saya 1,5 km dari lokasi Mas Trip.

Yang berinisiatif menghapus nama Jalan Mas Trip itu pun punya niat mulia. Niat damai. Rukun. Untuk mewujudkan persatuan nasional.

Selama ini, tidak ada nama Jalan Siliwangi atau Pasundan di Surabaya. Demikian pula sebaliknya: tidak ada nama Jalan Gadjah Mada atau Hayam Wuruk atau Majapahit di Bandung.

Seolah sentimen zaman masa nan silam masih harus dipertahankan. Akibat Perang Bubat. Yakni perang habis-habisan antara tentara Majapahit dengan tentara Prabu Siliwangi. Anda sudah hafal ceritanya –terbukti, Anda semua, bisa lulus SMA.

Maka Gubernur Jatim Soekarwo dan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan sepakat mengakhiri sentimen lama itu. Soekarwo menjamin akan ada nama Jalan Prabu Siliwangi di Surabaya. Ahmad Heryawan akan membuat nama Jalan Hayam Wuruk di Bandung.

Akan tetapi tidak ada jalan baru di Surabaya. Harus salah satu nama jalan yang sudah ada dikorbankan demi persatuan itu.

Dipilihlah Jalan Mas Trip. Perkiraan semula tidak akan ada yang keberatan. Toh tidak ada tokoh yang bernama Mas Trip. Beda kalau yang dihapus itu, misalnya, Jalan Ahmad Dahlan.

Lalu siapa Mas Trip? Yang dibela Nanang dan keturunan Mas Trip itu?

Nanang punya monumennya sendiri: berkat protes Mas Trip itu ia menemukan surat-surat cinta Bung Karno. Salah satunya dalam bahasa Inggris. Sangat romantis.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News