Susu hingga Baja Diusulkan Bebas Bea Masuk

jpnn.com, JAKARTA - Pembahasan kerja sama bilateral Indonesia dan Australia untuk pemberlakuan tarif bea masuk nol persen masih terus bergulir.
Ada tiga komoditas unggulan masing-masing negara yang menjadi pokok pembahasan dalam Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia itu.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, perjanjian kemitraan ekonomi tersebut diharapkan memacu pertumbuhan industri kedua negara melalui perluasan pasar ekspor.
Australia meminta bebas bea masuk tiga komoditas andalannya, yakni susu (skim milk), tembaga (copper cathode), serta baja (rolled coil).
Sebagai gantinya, Australia memberi tawaran bea masuk nol persen untuk tiga komoditas dari Indonesia. Yakni, tekstil, alas kaki, dan pakaian.
Menurut Airlangga, pembebasan bea masuk bagi tiga komoditas andalan ekspor Indonesia itu menjadi peluang besar bagi industri Indonesia untuk terus tumbuh dan berkembang. Khususnya di sektor tekstil dan produk tekstil (TPT).
”Saat ini, Tiongkok dan Vietnam sudah dikenakan nol persen. Sedangkan ekspor produk tekstil Indonesia ke Amerika Serikat dan Eropa masih kena bea masuk 5–20 persen,” paparnya sebagaimana dilansir Jawa Pos, Minggu (15/10).
Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin Harjanto mengemukakan, pemerintah tidak langsung menyetujui usulan Australia tersebut.
Pembahasan kerja sama bilateral Indonesia dan Australia untuk pemberlakuan tarif bea masuk nol persen masih terus bergulir.
- Jadi Pelopor AI, BINUS University Dorong Ekosistem Kerja Kreatif Berbasis Teknologi
- Mantap! 2 UMKM Binaan Bea Cukai Nunukan Sukses Ekspor Produknya ke Malaysia
- Suplemen Ternak Pangkalan Bun Tembus Pasar Belanda, Bea Cukai Sampaikan Komitmen Ini
- Epson Mobile Projector Cart Raih Penghargaan Best of the Best di Red Dot Design Awards 2025
- Jurus Bea Cukai Parepare Dorong Laju Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi di Daerah
- Bea Cukai Dorong Potensi UMKM di Banyuwangi & Belitung Tembus Ekspor Lewat Asistensi