Susu Terkontaminasi, Pejabat Tiongkok Pilih Mundur
Selasa, 23 September 2008 – 12:08 WIB
BEIJING – Efek domino dari skandal susu buatan Tiongkok yang terkontaminasi melamin terus terjadi. Selain jumlah korban yang terus meningkat, pejabat yang bersentuhan dengan kasus ini juga satu per satu mengundurkan diri. Terakhir, kepala Badan Pengawas Kualitas (AQSIQ) Tiongkok Li Changjiang mengundurkan diri, kemarin. Dan untuk sementara, mantan wakil sekjen Dewan Kota Wang Yong menggantikan posisinya. Dan larangan produk Tiongkok di Taiwan itu dilakukan demi kebaikan konsumen. Tapi, produk-produk susu yang telah menjalani tes keamanan tidak akan “dibersihkan” dari rak. Sedangkan di Hongkong, semakin banyak jaringan ritel yang menarik susu buatan Tiongkok dari toko-toko mereka, bila memang sampel yang diambil dan dites positif mengandung melamin.
Jumlah korban yang jatuh sakit akibat mengonsumsi susu melamin tersebut memang dilaporkan meningkat secara dramatis. Menurut laporan kemarin, jumlahnya hampir mencapai 53 ribu anak. Dari jumlah tersebut, yang sudah mendapat perawatan di rumah sakit baru 12.892 anak.
Baca Juga:
Menyusul laporan tersebut, semakin banyak negara yang melarang impor produk susu buatan Tiongkok. Di antaranya adalah Taiwan, Bangladesh, Brunei, Burundi, dan Jepang. Juga Gabon, Malaysia, Myanmar, Singapura, dan Tanzania. ’’Belum tahu larangan itu akan diberlakukan sampai kapan,’’ kata Wang Chih-chao, pejabat Departemen Kesehatan Taiwan.
Baca Juga:
BEIJING – Efek domino dari skandal susu buatan Tiongkok yang terkontaminasi melamin terus terjadi. Selain jumlah korban yang terus meningkat,
BERITA TERKAIT
- Stafsus Kementerian Investasi Pradana Soroti Ketidakadilan Kerja Sama Antarnegara
- Indonesia Mengutuk Keras Aksi Biadab Warga Sipil Israel di Perbatasan Gaza
- KBRI Seoul Ungkap Tantangan untuk Mewujudkan Bebas Visa ke Korsel
- Serangan Presisi Drone Israel Berhasil Habisi Elite Hizbullah
- Populasi Korsel Menua Berpotensi Jadi Peluang Emas Indonesia
- Merawat Konflik, Turki Beri Pengobatan kepada Ribuan Tentara Hamas