Suswono Mengaku Sering Kembalikan Gratifikasi ke KPK

jpnn.com - JAKARTA - Menteri Pertanian Suswono mengaku pernah menerima uang Rp 50 juta dan ada juga USD 2 ribu terkait dengan pembahasan anggaran program revitalitasi sistem komunikasi radio terpadu (SKRT) di Departemen Kehutanan. Namun, mantan pimpinan Komisi Kehutanan DPR periode 2004-2009 itu mengaku sudah menyerahkan penerimaan uang tersebut ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Hal itu diungkapkan Siswono saat bersaksi dalam persidangan perkara dugaan suap pengadaan SKRT di Dephut dengan terdakwa Anggoro Widjojo di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (4/6). "Saya sudah menyerahkan ke KPK terkait gratifikasi," katanya.
Menteri yang juga kader PKS itu menegaskan, dirinya mengembalikan uang itu karena mengikuti saran pimpinan KPK saat itu, Erry Riyana Hardjapamekas. "Jadi untuk pengamanan sebagaimana saran pimpinan KPK setiap ada pemberian itu lebih baik terima dan tanya dari apa, kemudian serahkan ke KPK," ujarnya.
Usai persidangan Suswono menjelaskan, dirinya sudah cukup banyak menyerahkan penerimaan gratifikasi ke KPK. "Saya sudah cukup banyak menyerahkan gratifikasi cuma cara penyerahan saya tidak kayak penyerahan gitar artinya tidak heboh," ucap Suswono menyinggung saat Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo saat melaporkan gitar pembelian Metallica ke KPK.
Menurut Suswono, mengembalikan gratifikasi ke KPK merupakan kewajiban. "Itu memang sudah kewajiban sebagai pejabat negara," tandasnya.(gil/jpnn)
JAKARTA - Menteri Pertanian Suswono mengaku pernah menerima uang Rp 50 juta dan ada juga USD 2 ribu terkait dengan pembahasan anggaran program revitalitasi
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Resmikan Masjid Jakarta Garden City, Gubernur Pramono Berpesan Begini
- Kepala BKN Sebut 1.967 CPNS 2024 yang Mundur Aslinya Tidak Lulus
- BSMI Peringatkan Dunia Internasional, Jalur Gaza Masih Belum Aman
- Kemenag Dorong Transformasi Ekonomi Pesantren Melalui Inkubasi Wakaf Produktif
- Adinkes Dorong Pemanfaatan Dana Desa untuk Penuntasan Stunting
- Biaya Haji Indonesia Lebih Mahal dari Malaysia