Suu Kyi Peduli Etnis Rohingya
Rabu, 29 Mei 2013 – 00:11 WIB
YANGON - Ikon demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi kembali angkat bicara soal perlakuan diskriminasi terhadap etnis Rohingya. Menurut dia, larangan untuk memiliki anak lebih dari dua di negara bagian Rakhine merupakan pelanggaran hak asasi manusia.
Pemimpin oposisi yang selama ini menuai kritik dari para aktivis karena tidak berkomentar dalam konflik sektarian di Myanmar itu menolak terhadap aturan yang kontroversial tersebut. Peraturan tersebut diberlakukan junta militer dan dipertegas kembali oleh otoritas lokal saat ini.
Baca Juga:
''Bukan hal yang baik memiliki peraturan diskriminasi seperti itu. Itu juga tidak sejalan dengan hak asasi manusia,'' ujar veteran aktivis demokrasi tersebut kepada para wartawan di Yangon.
Otoritas Rakhine Minggu (26/5) kepada AFP menyatakan bahwa aturan tersebut sudah diberlakukan kembali di dua kota yang berpenduduk mayoritas muslim di negara bagian tersebut. Win Myaing, juru bicara pemerintah daerah Rakhine, menyatakan bahwa peraturan tersebut bertujuan untuk mendorong monogami dan tidak memiliki anak lebih dari dua. Dia menambahkan, awalnya kebijakan tersebut diberlakukan karena khawatir terjadi konflik di kalangan masyarakat lokal.
YANGON - Ikon demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi kembali angkat bicara soal perlakuan diskriminasi terhadap etnis Rohingya. Menurut dia, larangan
BERITA TERKAIT
- Vietnam: Mengimpor Barang dari Uni Emirat Arab Rawan Penipuan
- Ampuh Lumpuhkan Serangan Iran, Iron Dome Israel Bikin Inggris Kepincut
- Resmi! Tetangga Amerika Serikat Ini Akui Kedaulatan Negara Palestina
- Sukses Gelar Latihan Dasar Kepemimpinan 2024, PPI Jerman: Wadah Menuju Indonesia Emas
- Israel Siap Menyerbu Rafah, Gaza Bakal Makin Berdarah
- China Menilai Amerika Serikat Munafik, Sorot Bantuan untuk Ukraina