SWF Nusantara

Oleh Dahlan Iskan

SWF Nusantara
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Namun saya juga setuju kita-kita ini sesekali perlu memaksa diri untuk bisa maju. Siapa tahu bisa. Dan ternyata sering bisa.

Memang jatuhnya agak berbeda dengan di negara lain. SWF bernama Temasek misalnya, dibentuk dari terlalu besarnya cadangan devisa Singapura.

Cadangan devisa itu "menganggur" di rekening bank sentral. Padahal, kalau diputar dalam bentuk investasi, tentu bisa beranak-pinak.

Maka Singapura membentuk Temasek. Sekalian menjadi holding semua BUMN di sana.

Demikian juga Tiongkok. Devisanya terlalu menggajah. Devisa Tiongkok sampai triliunan dolar AS. Cadangan devisa itu dikumpulkan awalnya hanya untuk jaga-jaga. Agar sebuah negara punya valuta asing untuk mencukupi keperluan impor bagi kebutuhan dalam negeri masing-masing.

Teorinya: setiap negara baiknya punya cadangan devisa yang jumlahnya cukup untuk membiayai impor selama enam bulan. Dengan cadangan devisa sebanyak itu negara tidak mudah panik. Ekonomi bisa lebih stabil.

Sekarang ini Indonesia punya cadangan devisa USD 130 miliar atau sekitar itu. Aman.

Di akhir masa pemerintahan Bung Karno kita pernah punya cadangan devisa hanya bisa untuk impor beberapa minggu.

Iseng-iseng saya kirim WA ke Jenderal Luhut Panjaitan. WA saya hanya 9 kata. Ternyata menit itu juga langsung dijawab.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News