Syachrul Anto, Pria Humoris Itu Mendadak Bicara Takdir

Syachrul Anto, Pria Humoris Itu Mendadak Bicara Takdir
INDONESIA DRIVER RESQUE : Satiri Ahmad, Ajie Oye, Sahrul, Hendrata Yudha dan Ibhenk saat berada di Kapal Sadewa, di perairan Utara Karawang, Jumat (2/11/2018). FOTO: FEDRIK TARIGAN/JAWAPOS

jpnn.com - Syachrul Anto meninggal dunia di tengah upaya mencari korban pesawat Lion Air JT 610. Dalam pesan terakhirnya kepada sang istri, Anto berbicara tentang takdir. Datang dari berbagai latar belakang, para relawan penyelam harus bertarung dengan derasnya arus bawah laut dan ancaman bakteri untuk melakukan evakuasi.

DRIAN BINTANG, Surabaya
JUNEKA-TAUFIQURRAHMAN, Jakarta

SELAMA berada di perairan Karawang, tiap kali berpindah tempat, Syachrul Idrus tak pernah lupa mengabari sang istri, Lyan Kurniawati. Baik berupa pesan tertulis, foto, maupun titik koordinat keberadaan dia.

Anto, sapaan akrab pria 48 tahun itu, berada di perairan Karawang sebagai relawan penyelam. Untuk turut mencari korban pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan tersebut pada Senin lalu (29/10).

Tapi, pada Jumat pagi lalu (2/11), pesan yang diterima Lyan dari sang suami sungguh tak biasa. Pria humoris tersebut mendadak berbicara mengenai takdir.

’’Pagi itu, satu demi satu penumpang mendekat ke pintu keberangkatan. Sekitar 180 penumpang mendekati takdirnya. Ada yang tertinggal karena macet, ada juga yang batal karena urusan lain. Tak ada yang tertukar. Allah menyeleksi dengan perhitungan yang tak pernah salah,’’ tulis Anto.

Ternyata, itulah pesan terakhir Anto. Malamnya, sekitar pukul 20.00 WIB, saat Lyan masih di Jogjakarta, kabar duka itu datang: sang suami, ayah dua anaknya, meninggal.

’’Saya yang ngerasa kalau dia itu capek, tapi dia selalu kukuh untuk berangkat,’’ kata Lyan sembari terisak di rumah duka di kawasan Bendul Merisi, Surabaya, Sabtu (3/11).

Syahrul Anto, penyelam yang gugur di tengah upaya mencari korban pesawat Lion Air Jt 610, pahlawan kemanusiaan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News