Syafril Tender

Oleh Dahlan Iskan

Syafril Tender
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

"Sebenarnya waktu kecil saya punya nama tiga kata: Andhika Syafril Tanjung, tetapi ruwet. Lalu pakai Syafril saja," katanya.

Baca Juga:

"Kenapa ruwet?"

“Ibu saya Padang. Marga Koto. Sesuai adat Minang berarti saya harus pakai marga ibu, tetapi ayah saya Batak. Marganya Tanjung. Menurut budaya Batak saya juga harus pakai marga Tanjung. Lalu tidak saya pakai dua-duanya," ujar Syafril.

Ayahnya memang datang dari kampung dekat Sibolga itu. Satu marga dengan tokoh seperti Akbar Tanjung. Atau Jenderal Faisal Tanjung.

Syafril ke rumah saya tadi malam. Disambut hujan deras yang panjang. "Pak Dahlan sehat sekali," komentarnya. Berarti tidak meninggal dunia seperti beredar di medsos.

Kami ngobrol sampai jam 10 malam. Hujan belum juga reda.

Syafril dan rombongan –dari pengurus pusat sebuah partai baru-- itu pamit. Langsung balik ke Jakarta.

Saya tertarik dengan Syafril karena disertasi doktornya. Yang ia pertahankan dua tahun lalu. Judulnya pun sudah terasa baru: Pengadaan Barang di Kementerian Sosial yang Rawan Korupsi.

Judul disertasi itu: Pengadaan Barang di Kementerian Sosial yang Rawan Korupsi. Sekarang judul itu terasa lebih aktual lagi –karena korupsi bansos besar-besaran di Kemensos terbongkar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News