Syekh Ali Jaber Ditusuk, Legislator PKS: Apakah Ada Pelaku Intelektual di Baliknya?

Syekh Ali Jaber Ditusuk, Legislator PKS: Apakah Ada Pelaku Intelektual di Baliknya?
Presiden Joko Widodo (berbatik) bersama Sykeh Ali Jaber (tengah) dan Ustaz Yusuf Mansur dalam sebuah acara buka puasa di rumah pimpinan lembaga tinggi negara. Foto: Twitter/KSPgoid

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR Abdul Fikri Faqih mengutuk penyerangan terhadap pendakwah kondang Syekh Ali Jaber di Lampung, Minggu (13/9).

Menurutnya, polisi harus mengusut kasus itu dan mengungkap motif pelaku penusukan terhadap ulama asal Madinah tersebut.

"Pelaku dilumpuhkan jemaah dan diserahkan ke polisi. Motifnya harus didalami dan apakah ada pelaku intelektual di baliknya?" kata Fikri melalui keterangan tertulis yang diterima jpnn.com, Senin (14/9).

Legislator asal Tegal, Jawa Tengah itu menambahkan, kasus penyerangan terhadap ulama sudah berkali-kali terjadi. Serangannya tidak hanya secara fisik, tetapi juga verbal.

Menurutnya, berbagai insiden tersebut telah menimbulkan keresahan di masyarakat. “Mereka ini dihormati dan juga jadi pengayom masyarakat, kerap dijadikan rujukan meminta saran dalam setiap permasalahan, tetapi sekaligus juga rentan jadi sasaran atau persekusi,” kata Fikri

Oleh karena itu Fikri mendesak para pemimpin dan penegak hukum menyampaikan pernyataan menyejukkan dan berempati untuk menunjukkan dukungan terhadap korban serangan.

Fikri menambahkan, Fraksi PKS DPR terus mendorong penyelesaian Rancangan Undang-Undang (RUU) Perlindungan Tokoh Agama dan Simbol Agama. Saat ini RUU tersebut sudah masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Prioritas 2020.

Menurut Fikri, pengusul draf wet yang semula bernama RUU Perlindungan Kiai dan Guru Mengaji itu ialah Fraksi PKS, PKB, dan PPP.  “Semua tokoh agama dari seluruh agama yang ada di Indonesia wajib dilindungi negara,” ujarnya.

Politikus PKS Abdul Fikri Faqih mendesak polisi mengungkap motif penusuk Syekh Ali Jaber dan mendalami kemungkinan adanya aktor intelektual di baliknya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News