SYL: Cari Tahu Mengapa Amerika dan Jepang Bisa Unggul

"Ekspor juga naik 15,79 persen dengan nilai Rp 451,77 triliun di 2020."
"Tahun ini, baru triwulan I saja pertanian sudah menyumbang 39,99 persen. Ini artinya pertanian memang dibutuhkan,” katanya.
SYL lebih lanjut mengatakan sebagai pelaku utama pembangunan pertanian di Indonesia, kinerja pertanian juga ditentukan oleh kerja penyuluh dan petani.
Karena itu dirinya mendorong BPPSDMP agar mampu memberi pelatihan dan mencetak tenaga-tenaga terlatih untuk terus menggerakkan pertanian ke arah yang lebih maju, mandiri dan modern.
“BPPSDMP dengan semua kepala dinas pertanian harus menyiapkan orang yang harus dilatih untuk menaikkan kualitas pertanian, naikkan nilai tukar petani dan nilai tukar usaha pertanian, siapkan satu juta orang,” tuturnya.
SYL juga mengatakan, penggunaan teknologi dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin, kualitas SDM sangat penting termasuk penggunaan mekanisasi.
Dirinya berharap Agriculture War Room (AWR) yang dibangun Kementan dapat mendukung pembangunan pertanian di segala aspek, mulai dari mempersiapkan SDM yang terlatih hingga penjualan hasil petani berbasis digital.
“Kita harus menghadirkan inovasi untuk mendukung itu. Misalnya menghadirkan traktor taksi di setiap kabupaten. Negara lain sudah pakai teknologi, kita juga."
SYL meminta para peneliti di bidang pertanian mencari tahu mengapa Amerika Serikat dan Jepang bisa unggul.
- Wamentan Sudaryono Kunjungi Pusat Pertanian di Belanda, Ini Tujuannya
- Kementan Kukuhkan Young Ambassador Agriculture 2025 & Duta Brigade Pangan Inspiratif
- Mentan Amran Sebut Produksi Beras Melonjak, Ini Angka Tertinggi
- Wamentan Sudaryono Optimistis Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia
- Kementan Cetak Petani Muda, Indonesia Jadi Role Model Global
- Mentan Amran dan Wamentan Sudaryono Jadi Ujung Tombak Mencapai Swasembada Pangan