Tahun Perusuh

Oleh: Dahlan Iskan

Tahun Perusuh
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Saya menengok ke langit. Terang. Mendungnya tipis. Pun di langit Banten.

Kami juga berunding bagaimana cara mengadakan air panas untuk mandi keesokan harinya. Untuk saya. Juga untuk Perusuh yang umurnya sudah mengejar saya.

Maka kami sepakat: Kang Sahidin akan membuat tungku darurat. Toh pasti banyak dahan kering di sekitar kamp.

Kang Sahidin biasa bakar ikan. Nicky sudah membawa teko besar.

Pipit membawa teko yang sama. Rupanya Pipit begitu terpengaruh oleh komentator yang  nakal soal air panas.

Begitu mendengar bus rombongan tiba lebih dulu, saya langsung minta Pipit edarkan angket lewat HP: bagaimana kesan pertama mereka. Pilihan jawabannya hanya  tiga: senang, biasa, kecewa.

Tiga orang langsung menjawab: senang. Yang lain tidak segera merespons. Mungkin sibuk cari kamar masing-masing.

Ternyata  mereka menerima kunci kamar. Bukan disuruh tidur di tenda.

Gibran, Low Tuck Kwong, Sambo, Messi, Rara, Lesti, Putin, Kebaya Merah mewarnai tahun ini. Pun para Perusuh Disway mewarnai langit Cikeusik.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News