'Tak Ada Lagi Cebong dan Kampret': Ajakan Merawat Indonesia dari Melbourne

'Tak Ada Lagi Cebong dan Kampret': Ajakan Merawat Indonesia dari Melbourne
'Tak Ada Lagi Cebong dan Kampret': Ajakan Merawat Indonesia dari Melbourne

"Kita miliki persamaan, dicubit sakit, lapar harus makan, hujan butuh payung, jadi yang dibutuhkan saat ini adalah menjaga perasaan," ujarnya.

Sementara Yunarto menegaskan jika sekarang "kita tidak ada lagi cebong dan kampret", sehingga jangan membiarkan perbedaan yang justru akan membuat hubungan semakin terkoyak.

Yenny menambahkan dengan pendapatnya jika kubu Joko Widodo perlu mendengarkan aspirasi juga dari kubu Prabowo Subianto dan "bukan semata-mata bagi-bagi kursi kabinet."

Sesi tanya jawab yang terburu-buru

Dalam acara diskusi tersebut sebenarnya telah diberikan kesempatan sesi tanya jawab, namun sayangnya sejumlah penonton terlalu berpanjang lebar dalam memaparkan pertanyaan, sehingga panelis tak punya cukup banyak waktu untuk memberikan tanggapan.

Lagu Indonesia dalam tiga versi dinyanyikan sebelum acara dan banyak hadirin yang mengaku belum pernah mendengarnya dan di akhir acara giliran lagu Tanah Airku yang dikumandangkan, setelah Najwa membacakan Catatan Najwa yang bernuansa puitis.

Pihak penyelenggara mengaku jika lebih dari 700 tiket acara Catatan Najwa Goes to Melbourne telah terjual dan kebanyakan di kalangan mahasiswa.

Catatan Najwa Goes To Melbourne diselenggarakan atas kerjasama Narasi TV, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Monash Community dan Indonesian Diaspora Network of Victoria.

Laporan dari komunitas warga Indonesia di Australia dan informasi kerja dan studi di Australia bisa Anda dapatkan di situs ABC Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News