Tak Ada Pilihan Lagi, Pemerintah Paksa Pasien COVID-19 Tetap Bekerja

Tak Ada Pilihan Lagi, Pemerintah Paksa Pasien COVID-19 Tetap Bekerja
Sebuah bus sekolah membawa satu murid saat sekolah di luar daerah Montreal mulai membuka kembali pintu mereka di tengah penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di Saint-Jean-sur-Richelieu, Quebec, Kanada, Senin (11/5/2020). Foto: ANTARA/REUTERS/Christinne Muschi/am.

jpnn.com, QUEBEC - Quebec, provinsi terpadat kedua Kanada, tidak punya pilihan selain memperbolehkan beberapa pekerja esensial untuk tetap bekerja meskipun setelah terkonfirmasi positif COVID-19.

Langkah itu untuk mencegah kekurangan staf yang dapat menghambat layanan kesehatan, kata Menteri Kesehatan Kanada Christian Dube, Selasa.

Quebec sudah membuat rekor harian sejak varian Omicron memulai gelombang baru kenaikan infeksi yang cepat,

Provinsi itu mencatat 12.833 kasus pada Senin (27/12), angka harian tertinggi di seluruh wilayah Kanada selama pandemi.

“Penularan Omicron sangat eksponensial yang menyebabkan jumlah besar personel harus ditarik dan menimbulkan risiko terhadap kapasitas jaringan untuk merawat warga Quebec,” kata Dube kepada wartawan.

“Kami membuat keputusan bahwa dalam kondisi tertentu staf yang positif akan tetap bekerja berdasarkan daftar prioritas dan manajemen risiko,” katanya.

Dia menambahkan informasi lebih lanjut akan diberikan beberapa hari mendatang.

Dube mengatakan Quebec juga akan menawarkan dosis ketiga vaksin COVID-19 untuk semua orang di atas usia 18 tahun mulai 4 Januari 2022.

Penyebaran COVID-19 yang makin cepat membuat pemerintah daerah ini terpaksa memberdayakan personel yang tengah terinfeksi virus corona

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News