Tak Ada Pilihan, Serahkan Blok Rokan ke Pertamina

jpnn.com, JAKARTA - Pengelolaan blok Rokan di Provinsi Riau oleh PT Chevron Pasific Indonesia (CPI) yang akan berakhir pada Agustus 2021, bakal diputus apakah diperpanjang oleh pemerintah kepada perusahaan asal Amerika Serikat itu atau diserahkan ke Pertamina.
Saat ini, dua proposal baik dari Chevron maupun Pertamina sedang dievaluasi di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Diperkirakan, keputusan akan diambil pemerintah dalam beberapa hari ke depan.
Direktur Indonesian Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara tegas menyatakan bahwa blok Rokan tidak boleh diperpanjang lagi. Pemerintah sudah saatnya menyerahkan pengelolaannya kepada perusahaan pelat merah baik BUMN maupun BUMD.
"Tidak ada alternatif untuk diperpanjang kepada Chevron, intinya harus diserahkan pada Pertamina. Nanti dibentuklah konsorsium Pertamina dengan BUMD. Seperti blok Siak," ucap Marwan kepada JPNN di Jakarta, Senin (30/7).
Saat disinggung mengenai dua proposal yang sedang dievaluasi Kementerian ESDM, Marwan menilai tidak ada gunananya tender yang sekarang berproses di kementerian yang dipimpin Ignasius Jonan.
"Itu semua harusnya dibatalkan, enggak ada ceritanya itu harus ada proposal-proposal. Masa negara punya hak untuk tidak perpanjang, malah dia bikin pekerjaan yang justru merugikan negara. Batalin saja itu tendernya," tegas Marwan. (fat/jpnn)
Pengelolaan blok Rokan di Provinsi Riau oleh PT Chevron Pasific Indonesia yang akan berakhir pada 2021 menjadi perhatian serius terutama langkah pemerintah.
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- Harga BBM Pertamina Turun, Cek Daftar Lengkapnya!
- Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Tinjau Operasional PHM, Dorong Produksi Energi Nasional
- May Day, Pertamina Turunkan Harga BBM Nonsubsidi, Berikut Daftarnya
- KSAL Minta Tunggakan BBM TNI AL Rp 5,45 T ke Pertamina Diputihkan, Bahlil Berkata Begini
- PGN Mampu Jaga Kinerja Operasional dan Ketahanan Energi Nasional di Kuartal I 2025
- 5 Berita Terpopuler: Info Terbaru BKN soal Tes PPPK, Ada yang Mengundurkan Diri, Ribuan Orang Menolak