Tak Lagi Bebas ke Mal, Larang Istri Praktik Advokat
Oleh Anggit Satriyo - Sofyan Hendra-, Jakarta
Rabu, 07 Oktober 2009 – 08:22 WIB
PEJABAT SEMENTARA PIMPINAN KPK: Tiga orang pelaksana tugas pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sementara Mas Achmad Santosa (kiri), Waluyo (tengah) dan Tumpak Hatorangan Panggabean (kanan) berbincang sebelum mengucapkan sumpah dan janji jabatan di hadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara, Jakarta, Selasa (6/10). Foto; Sofyan Hendra / JAWA POS
Baca Juga:
"Hari ini kali terakhir saya di kantor ini. Tadi saya menuntaskan rapat terakhir. Saya memutuskan mengundurkan diri," jelasnya. Di UNDP, Ota berkarir sejak enam tahun lalu. Di kantor PBB itu dia mendapatkan gaji sangat besar. Namun, dia tak menyebutkan nilainya. "Kalau mau masuk ke sini, saya harus mengirimkan lamaran lagi," selorohnya.
Sejak kemarin pula Ota juga melepaskan jabatannya di sejumlah yayasan. Di antaranya, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Yayasan Keanekaragaman Hayati, dan Indonesian Center Enviromental Law (ICEL). Ota kemudian bercerita soal keputusannya menjadi pimpinan KPK.Dia mengungkapkan, tawaran menjadi pimpinan KPK itu datang pada Jumat malam pekan lalu (25/9). Awalnya, SMS dari anggota tim lima Andi Mattalatta masuk ke ponselnya. Isinya, Andi ingin mengajak Ota berbicara secara khusus.
Belum sampai dijawab, sebentar kemudian datang lagi panggilan. Kali ini datang dari anggota tim lima yang lain, mantan Ketua KPK Taufiequrachman Rukie. Mantan polisi itu memberikan tawaran kepadanya untuk mengisi kekosongan pimpinan di lembaga penegak hukum paling angker tersebut.
Tiga pimpinan baru KPK kemarin dilantik presiden. Mereka bersemangat untuk mengemban tugas baru. Bahkan, ada yang sudah berkomitmen untuk merelakan
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu