Tak Menyangka Buah Hati Menangis Berujung Petaka
Sabtu, 12 Desember 2009 – 06:01 WIB

Ni Wayan Sari tidak menunjukkan raut kepedihan. Itu terjadi lantaran keterbelakangan yang dia alami akibat tekanan ekonomi keluarga. (foto:Chairul Amri/Radar Bali)
Kini sehari-hari perempuan 40 tahun itu hanya bisa meratapi kematian Ni Luh Sriani, bayi yang dia lahirkan pada 31 Juli lalu. Menurut beberapa orang kerabatnya, sering Sari terlihat linglung. Tapi, ketika didatangi Radar Bali kemarin siang di rumahnya, dia bisa lancar menceritakan kronologi memilukan yang terjadi Selasa pagi lalu (8/12).
Menurut Sari, pagi itu bayi Sriani tiba-tiba menangis. Pada saat bersamaan, Jati tidur pulas karena malamnya dia bekerja hingga larut, ngojek di Pelabuhan Padangbai. Sari lantas berusaha menenangkan bayinya. Setelah tertidur, Sari memindahkan Ni Luh ke kamar sebelah agar tak mengganggu tidur suaminya.
Setelah bayinya tertidur, Sari keluar rumah menyabit rumput untuk makanan sapi milik orang lain yang pemeliharaannya dipercayakan kepada dia. Sekitar pukul 07.30, tiba-tiba dia disusul ibu mertuanya yang juga ibu kandung Jati, Ni Ketut Laba, 45. Laba kepada Sari meminta agar segera pulang.
Laba menceritakan, dirinya menyusul Sari karena melihat Jati sedang berbuat kasar kepada Sriani. Diceritakan, beberapa saat setelah ditinggal Sari, Sriani kembali menangis. Tangisan bayi yang berumur lima bulan itu membangunkan Jati. Saat bangun, Jati bukannya berusaha menenangkan Sriani, tapi malah marah-marah sambil mengumpat. "Saya dengar, dia mengancam akan membanting Sriani kalau tak juga diam dari menangisnya," cerita Laba. Saat itu sebenarnya Laba sudah mengingatkan Jati untuk tidak berkata kasar. "Saat itu saya juga sudah minta berulang-ulang, biar saya yang menidurkan Sriani. Tapi, dia (Jati) tetap tidak mau. Saya langsung panik waktu itu. Saya susul Sari yang lagi menyabit rumput," ceritanya.
Ibu mana yang tak terpukul ketika mendapati bayinya yang berumur lima bulan tewas secara mengenaskan. Lebih terpukul lagi, bayi itu meninggal karena
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu