Tak Menyangka Buah Hati Menangis Berujung Petaka
Sabtu, 12 Desember 2009 – 06:01 WIB

Ni Wayan Sari tidak menunjukkan raut kepedihan. Itu terjadi lantaran keterbelakangan yang dia alami akibat tekanan ekonomi keluarga. (foto:Chairul Amri/Radar Bali)
Begitu disusul ibu mertuanya, Sari langsung pulang. "Saya saat itu tak punya firasat apa-apa," tutur Sari. Ketiba tiba di pekarangan rumah, Laba dan Sari sudah tak mendengar tangisan Sriani. Keadaan rumah sepi. Keduanya semakin tegang. Mereka menuju ke kamar Sriani ditidurkan.
Sekilas Sriani tampak sedang tertidur. Tapi, alangkah terkejutnya Sari dan Laba setelah melihat dari dekat kondisi bayi itu cukup mengenaskan. Kedua matanya lebam-lebam. Saat itu Jati tidak ada di rumah sehingga tak bisa ditanyai apa yang terjadi pada bayi tak berdosa itu.
Tanpa ba bi bu, Sriani langsung dibawa ke Puskesmas Manggis karena yakin masih bisa diselamatkan. Setelah tiba puskesmas, perawat yang memeriksa Sriani menyatakan bahwa bayi itu sudah tak bernyawa lagi. Ternyata Sriani tewas sejak di rumah. Diduga, bayi malang tersebut disiksa Jati dengan cara dibanting seperti ancamannya yang didengar Laba.
Kematian Sriani membuat Sari menjerit histeris sambil memanggil-manggil nama anaknya. Tak berselang lama, dia pun pingsan. "Saya sungguh tidak menyangka akan seperti ini. Sebab, tadinya biasa-biasa saja," sesal Sari.
Ibu mana yang tak terpukul ketika mendapati bayinya yang berumur lima bulan tewas secara mengenaskan. Lebih terpukul lagi, bayi itu meninggal karena
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu