Tak Rela Trump Dua Periode, Mantan Wakil Obama Turun Gunung
jpnn.com, WASHINGTON - Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden ikut meramaikan bursa kandidat calon presiden untuk pemilu 2020. Bekas pendamping Barack Obama itu secara resmi mengumumkan pencalonannya dalam sebuah video yang diposting di akun media sosialnya.
"Kita berada dalam pertempuran untuk jiwa bangsa ini," kata Biden.
"Jika kita memberi Donald Trump delapan tahun di Gedung Putih, dia akan selamanya dan secara fundamental mengubah karakter bangsa ini. Dan saya tidak bisa berdiri dan menyaksikan itu terjadi," tegas politikus senior Partai Demokrat itu.
Pengumuman itu menyusul spekulasi berbulan-bulan mengenai apakah Biden akan maju dalam pencalonan partainya untuk menantang Trump pada pemilu 2020.
Biden sebelumnya menjabat delapan tahun sebagai wakil presiden di bawah Presiden Barack Obama dan 36 tahun di Senat Amerika Serikat.
Obama belum secara eksplisit mendukung tawaran Biden, tetapi mantan presiden itu mengambil langkah yang tidak biasa untuk mempertimbangkan pengumuman itu.
"Presiden Obama telah lama mengatakan bahwa memilih Joe Biden sebagai pasangannya pada 2008 adalah salah satu keputusan terbaik yang pernah dibuatnya," kata juru bicara Obama Katie Hill, seperti dimuat Al Jazeera.
Dia mengandalkan pengetahuan, wawasan, dan penilaian wakil presiden selama kampanye dan seluruh kepresidenan. "Keduanya menjalin ikatan khusus selama 10 tahun terakhir dan tetap dekat hingga hari ini," sambungnya. (rmol)
Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden ikut meramaikan bursa kandidat calon presiden untuk pemilu 2020
Redaktur & Reporter : Adil
- Xi Jinping Ingin China Jadi Mitra Amerika, Bukan Pesaing
- Resmi! Tetangga Amerika Serikat Ini Akui Kedaulatan Negara Palestina
- Sebut BI Fast Punya Kelemahan, Deni Daruri Sarankan Belajar dari AS
- China Menilai Amerika Serikat Munafik, Sorot Bantuan untuk Ukraina
- DBL Camp 2024 Hadir di Jakarta, Ratusan Pelajar Berebut 12 Tiket ke Amerika Serikat
- Belanja Militer Dunia Nyaris Tembus Rp 40 Kuadriliun, 3 Negara Ini Paling Boros