Tak Takut Mati di Perang Suku, Pucat Pasi saat Dites Darah

Tak Takut Mati di Perang Suku, Pucat Pasi saat Dites Darah
Suasana lokalisasi di Mimika.
HIV/AIDS terbukti menjadi virus pembunuh yang mengancam tujuh suku asli di Mimika, Papua. Yaitu, Suku Kamoro, Amungme, Mee, Nduga, Damal, Dani, dan Moni. Dengan jumlah kasus mencapai 2.302 orang, tahun ini 1.591 (69 persen) korbannya adalah warga asli. Berikut catatan wartawan Jawa Pos Amri Husniati yang baru pulang dari sana.

=================================

KABUPATEN Mimika di Papua masih menjadi "jawara pertama" HIV/AIDS setanah air. Trada (tak ada, bahasa Papua) jengkal tanah di Timika (ibu kota Mimika) yang lolos dari sergapan HIV/AIDS. Warga lokal yang tinggal di tempat terpencil sekalipun tak luput dari ancaman penyakit mematikan tersebut. Termasuk, mereka yang tinggal di sekitar Tembagapura yang hanya mampu dijangkau dengan jalan kaki berminggu-minggu atau naik copter "sebutan helikopter di Timika.

 

"Di Kampung Banti dekat Tembagapura, ada ibu terinfeksi HIV dari suaminya yang suka berganti-ganti pasangan," tutur Yeremias Imbiri, kepala Biro Humas LPMAK (Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro).

 

Mama-mama (sebutan khas Papua untuk ibu rumah tangga) bersuku Amungme itu masih "beruntung". Penyakitnya keburu ketahuan sehingga dia bisa ditangani secara medis. Tidak seperti suaminya yang keburu dijemput maut.

HIV/AIDS terbukti menjadi virus pembunuh yang mengancam tujuh suku asli di Mimika, Papua. Yaitu, Suku Kamoro, Amungme, Mee, Nduga, Damal, Dani, dan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News