Takut Pulang ke Negaranya, Warga Myanmar Minta Pemerintah Australia Memperpanjang Izin Tinggal Mereka

Ridwaan menyebut perpanjangan visa warga Myanmar sedang dipertimbangkan, sementara soal sanksi terhadap Myanmar, "tidak ada kemungkinan yang dikesampingkan," katanya.
Hugh Jeffrey dari Departemen Pertahanan memperingatkan pemberian sanksi kepada militer Myanmar (Tatmadaw) bukanlah obat mujarab.
"Tatmadaw adalah lembaga yang sangat tahan terhadap tekanan internasional," jelasnya.
"Kita juga perlu memberikan opsi yang mendorong kembalinya pemerintahan demokrasi liberal," tambahnya.
Salah satu contoh kerumitan sikap Australia atas isu Myanmar terlihat dalam penahanan Profesor Sean Turnell, seorang pembantu dekat Aung San Suu Kyi.
Pejabat Dephan menyatakan mereka mengupayakan pembebasan warga Australia itu melalui pembicaraan telepon antara Wakil Kepala Angkatan Bersenjata David Johnston dan perwira senior Myanmar Jenderal Soe Win.
Pembicaraan telepon ini telah dijadikan bahan propaganda oleh pihak Tatmadaw.
Menurut Ridwaan Jadwat dari DFAT, pemerintah Australia tidak mengakui rezim militer sebagai pemerintah resmi Myanmar, tetapi jalur komunikasi perlu tetap terbuka.
Mahasiswi asal Myanmar ini selalu gemetar saat berbicara tentang apa yang terjadi di tanah airnya
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya
- Dunia Hari Ini: Gempa Bumi Berkekuatan 6,2SR Mengguncang Turkiye, 150 Warga Luka-luka