Taliban Serang Pasar Buah Langganan Warga Syiah, Banjir Darah

Taliban Serang Pasar Buah Langganan Warga Syiah, Banjir Darah
Taliban lancarkan serangan bom di pasar tempat warga Syiah biasa berbelanja di Balochistan, Pakistan. Foto: Reuters

jpnn.com, BALOCHISTAN - Bau daging terbakar menguar dari pasar sayur dan buah Hazar Ganji, Quetta, Provinsi Balochistan, Pakistan. Itu bukan daging hewan panggang. Melainkan, bau korban ledakan yang terjadi kemarin pagi, Jumat (12/4). Aksi teror terbaru Taliban terhadap kelompok Syiah Hazara.

Sebanyak 20 orang dilaporkan tewas. Dua di antaranya adalah anak-anak. Selain itu, 48 lainnya luka-luka. "Saya sedang menaikkan muatan ke truk kecil saat mendengar ledakan keras dan rasanya bumi terguncang, lalu saya terjatuh," ujar Irfan Khan, salah seorang korban selamat, kepada AFP.

Khan kini dirawat di rumah sakit dengan luka-luka yang tak membahayakan nyawa. Setelah ledakan, pasar tersebut dipenuhi potongan tubuh manusia yang tercecer.

Baca Juga:

BACA JUGA: Brutal, Taliban Bantai Ratusan Orang di Markas Intel Afghanistan

Berdasar keterangan polisi, bom disembunyikan di dalam karung yang berisi kentang. Saat ini faksi Taliban di Pakistan sudah mengaku bekerja sama dengan Lashkar-e-Jhangvi (LeJ) dalam melakukan serangan sadis itu.

Dua kelompok tersebut memang berkali-kali menyerang warga Syiah di Pakistan. Serangan kemarin diyakini sengaja ditujukan untuk etnis Syiah Hazara yang memang biasa berbelanja di Hazar Ganji.

Baca Juga:

Warga Hazara yang memiliki ciri fisik seperti penduduk Asia Tengah membuat mereka gampang dikenali militan Sunni. Begitu seringnya diserang, mereka terpaksa hidup di dua area khusus yang dilindungi di Quetta.

Polisi memberikan perlindungan setiap hari ketika mereka pergi ke pasar. Seorang polisi yang kemarin bertugas menjaga mereka diyakini ikut meninggal.

Bom meledak di pasar sayur dan buah Hazar Ganji, Quetta, Provinsi Balochistan, Pakistan. Kekejian terbaru Taliban terhadap kelompok Syiah Hazara

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News