Taman Safari Cisarua Punya Pabrik Kertas Berbahan Kotoran Gajah
Kualitas Produk Bergantung Rumput yang Dimakan
Jumat, 16 November 2012 – 00:01 WIB
Mereka belajar, antara lain, cara membersihkan kotoran gajah hingga mendapatkan serat yang berkualitas. Sebab, kondisi serat akan menentukan kualitas kertas yang dihasilkan. "Setelah ilmu yang kami perlukan cukup, kami langsung mempraktikkan di Cisarua," tutur Retno.
TSI Cisarua kini memiliki 45 ekor gajah. Dari jumlah tersebut, kotoran yang bisa "dipanen" setiap hari mencapai 2,5 ton. Namun, setelah dipilih dan dibersihkan, akhirnya tinggal 1 kuintal kotoran yang layak dipakai sebagai bahan produksi kertas. Serat yang diperoleh pun belum banyak. Baru 4"5 kg serat kering.
Serat tersebut lalu dikeringkan. Setelah itu direbus dan digiling dengan blender raksasa, dijadikan bubur kertas. Untuk mendapatkan hasil yang baik, bahan baku dari limbah kotoran hewan itu mesti dicampur bubur kertas biasa. Misalnya, untuk membuat kertas yang tebal seperti undangan, komposisi serat dari kotoran gajah harus lebih banyak.
Sebaliknya, untuk pembuatan kertas yang agak halus, misalnya untuk block note, campuran kertas biasanya agak diperbanyak. "Tetapi, tetap yang paling banyak serat dari kotoran gajah," kata Retno.
Kampanye nol sampah atau zero waste untuk menyelamatkan bumi terus digalakkan. Misalnya, yang dilakukan Taman Safari Indonesia, Cisarua, Kabupaten
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor