Tan Malaka di Gedung DPR

Tan Malaka di Gedung DPR
Diskusi publik bertajuk Pemikiran & Perjuangan Tan Malaka di DPR RI. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.com.

Kisah ini diceritakan Tan Malaka dalam buku Dari Penjara ke Penjara jilid 3. Soebardjo menceritakan hal yang sama dalam buku Kesadaran Nasional.

Pembantu rumah tangga meminta Tan Malaka menanti di depan. Sejurus kemudian, Subardjo muncul. Dia mendapati seseorang duduk di pojokan.

“Sepintas lalu, wajah tamu itu mirip Mr. Iskaq Tjokrohadisuryo, bekas anggota Perhimpunan Indonesia di Negeri Belanda,” kenang Sebardjo. Pria kelahiran Karawang Jawa Barat, 23 Maret 1896 ini merupakan perumus naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia dan Menteri Luar Negeri RI pertama.

Begitu bertatap muka, Soebardjo tidak mengenali tamunya.

“Anda lupa kepada saya?” tanya tamu itu.

Setelah mematut-mematut, Soebardjo terperanjat dan berkata, “O, Tan Malaka! Saya sangka sudah mati. Sebab saya baca di surat kabar bahwa kau disebut menjadi korban dalam kerusuhan di Birma. Ada lagi kabar bahwa kau berada di Yerusalem dan dikatakan mati dalam kerusuhan Israel.”

Tan Malaka tertawa dan menjawab dalam bahasa Belanda, “Onkruid vergaat toch niet.” Dalam bahasa Indonesia lebih kurang artinya, alang-alang tak dapat musnah kalau tak dicabut sampai ke akar-akarnya.

Tan Malaka mengaku kalau Soebardjo orang pertama yang memanggilnya Tan Malaka setelah dua puluh tahun. “Ganjil benar bunyi nama itu di telinga saya sendiri,” kenangnya.

INI kisah kemunculan pertama Tan Malaka. Sosok yang mula-mula mengonsep Republik Indonesia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News