Tanaman Ghat Ala 'Raffi' Ditanam Bebas di Bogor
Sebulan, Nilai Bisnis Capai Rp6,1 Miliar
Selasa, 05 Februari 2013 – 09:05 WIB

Kawasan Puncak Bogor. Ilustrasi Foto: Radar Boogor/dok.JPNN.com
Kini, zat turunan cathinone yang paling banyak beredar adalah mephedrone dan methylone. Senyawa ini diklaim memiliki efek serupa dengan kokain, amfetamin atau methylene-dioxy-meth-amphetami ne (MDMA) biasa disebut XTC, ecstasy, alias inex.
Mephedrone dan methylone umumnya dijumpai dalam bentuk serbuk kristal putih atau coklat. Kadang-kadang dikemas dalam bentuk tablet atau kapsul. Sebagian pengguna menikmati serbuk ini dengan cara dihirup melalui hidung. Karena sifatnya yang larut dalam air, sebagian pengguna lainnya juga memakai cara suntik.
Mephedrone merupakan narkoba yang paling banyak digunakan setelah ganja, XTC alias ecstasy alias inex dan kokain. Negara-negara Belgia, Denmark, Jerman, Estonia, Irlandia, Perancis, Italia, Lithuania, Rumania, Swedia, Kroasia dan Norwegia memasukkan mephedrone ke dalam daftar "G" (gevaarlijk, obat berbahaya), yang diperlakukan sama sesuai Undang-undang Opium. Sedangkan methylone masuk daftar "G" di Denmark , Irlandia, Rumania dan Swedia.
Di negara maju, synthetic cathinone juga dipasarkan dengan nama-nama alternatif, antara lain Explosion, Blow, Recharge, plant food, bath salts, atau research chemicals, seringkali disertai peringatan berbahaya dan bukan untuk konsumsi manusia. (ric/cr4)
Tanaman khat alias ghat di kawasan Cisarua, Puncak, ternyata bukan sekadar tanaman liar. Tanaman yang digadang-gadang berasal dari Timur Tengah.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Prof Azril: PIK 2 Harus Menjadi Model Pariwisata Urban
- Kemenpar Kerja Sama dengan Diageo Indonesia Kembangkan SDM Pariwisata
- DPR Bahas RUU Kepariwisataan, Apa Misinya?
- Kementan Gelar Forum Komunikasi Publik Standar Pelayanan RIPH
- Xerana Resort Siap Dibangun di Pantai Pengantap, Investasi Capai Rp3 Triliun
- PIK Perlu Dukungan Integrasi Transportasi-Promosi untuk Menawarkan Pariwisata Urban