Tanpa Biaya dan Rekrut Mantan Calo Jadi Sukarelawan

Tanpa Biaya dan Rekrut Mantan Calo Jadi Sukarelawan
DISEGANI: Dari kiri, Sukim, Syarifudin, dan Nono Taryono yang menggagas. Foto: Gunawan Sutanto/Jawa Pos
YKB Jakarta sebagai funding lantas merekrut tenaga-tenaga sukarelawan. Termasuk, Syarifudin dan sejumlah warga setempat yang mulai tergerak untuk menyelamatkan generasi muda di wilayahnya. Lantaran berasal dari kampung tersebut, sejumlah sukarelawan itu paham betul penyebab trafficking besar-besaran dari Bongas.

Syarifudin menyebutkan, ada lima faktor penyebab terjadinya perdagangan orang, khususnya anak-anak perempuan di kampungnya. "Dari lima itu, yang paling utama dan menjadi sumber segala sumber adalah banyaknya anak putus sekolah. Mereka hanya tamatan SD," terangnya.

Berdasar data Kusuma Bongas pada 2003, di Bongas saat itu terdapat 31 sekolah setingkat SD, sedangkan SMP-nya hanya satu. "Bisa dibayangkan, lulusan SD sebanyak itu tidak mungkin tertampung hanya di satu SMP. Kalaupun mereka mau sekolah di luar Bongas, ya pasti berat karena keluar biaya untuk transpor," terang Nono Taryono, pengurus lain Yayasan Kusuma Bongas.

Anak-anak yang tidak melanjutkan sekolah tersebut biasanya menganggur setahun hingga dua tahun. Kondisi itulah yang paling rentan terhadap masuknya upaya perdagangan orang, terutama bagi anak perempuan.

Kabupaten Indramayu selama ini tidak bisa dipisahkan dari praktik perdagangan orang (human trafficking). Bongas adalah salah satu kecamatan yang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News