Tantangan dan Urgensi Regenerasi Partai Demokrat

Oleh: Herzaky Mahendra Putra

Tantangan dan Urgensi Regenerasi Partai Demokrat
Pengamat Politik Manilka Research, Herzaky Mahendra Putra. Foto: Dokpri for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Dalam belantika politik nasional, tak dapat dohindari bahwa Demokrat merupakan partai tokoh. Naik turunnya elektabilitas partai sangat tergantung pada tokoh sentral di Partai Demokrat (PD). Siapa pun pasti paham bahwa tokoh sentral di Demokrat saat ini adalah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ia merupakan founding father yang memiliki rekam jejak yang panjang dalam dunia politik, militer dan pemerintahan, yang puncaknya memimpin Indonesia selama dua periode.

SBY juga memiliki kualitas personal yang langka, kharismatik dan diterima di semua kalangan. Rekam jejaknya mendamaikan konflik berdarah di Ambon dan Poso hingga mendamaikan konflik berdarah yang menahun di Aceh menjadi prasasti sejarah yang akan terus diingat.

Ketika banyak partai yang pecah lalu membentuk partai-partai sekoci baru, Demokrat relatif stabil karena peran sentral SBY. Kita bisa lihat bagaimana Golkar, Nasdem hingga PKS yang terkenal militan bisa pecah dan terpaksa memunculkan partai-partai baru seperti Gerindra, Perindo hingga Partai Gelora akibat tidak adanya sosok pemersatu partai.

Adanya tokoh sentral di satu sisi adalah anugerah. Selain membuat partai menjadi solid, akseptabilitasnya mudah dikonversi menjadi elektabilitas partai dalam kontestasi Pemilu. Sejarah membuktikan hal ini di Demokrat. Namun di sisi lain, keberadaan tokoh sentral di partai membuat Demokrat punya ketergantungan yang luar biasa pada sosok SBY. Ketika Demokrat gagal meregenerasi tokoh sentral baru, ujung sejarahnya mudah ditebak. Ia akan makin mengecil, bahkan bukan tidak mungkin menjadi partai gurem dalam konteks perpolitikan nasional.

Semua kalangan mengakui kehebatan SBY. Namun ingat, ia juga manusia biasa yang tidak mampu melawan takdir. Ia tidak mampu melawan usia yang menua, tidak mampu melawan takdir untuk ditinggal lebih dulu oleh Ibu Ani. Oleh karena itu, Demokrat perlu segera regenerasi. Suksesi kepemimpinan Partai Demokrat yang jatuh pada tahun 2020 merupakan momen yang menentukan dalam proses regenerasi partai ini ke depan. Kuncinya adalah transisi kepemimpinan PD dari SBY kepada penerus baru dengan kualifikasi kepemimpinan yang mendekati.

Tentunya proses regenerasi tidak bisa seketika. Tidak semudah membalik telapak tangan. Peran SBY masih sangat dibutuhkan. Proses transisi menuju regenerasi partai merupakan keniscayaan.

Siapa Penerus SBY?

Melihat sejarah ke belakang ada benang merah dan rumusan penting yang menjadi kunci bagi penerus SBY dalam memimpin PD. Pertama, ia haruslah memiliki DNA ideologis SBY. SBY punya platform dan pandangan yang ia tanamkan dalam partai dengan ideologi “Demokratis dan Religius,” dan juga diimplementasikan dalam mempimpin RI dengan program “Pro Poor, Pro Growth, Pro Jobs & Pro Environment”.

Melihat sejarah ke belakang ada benang merah dan rumusan penting yang menjadi kunci bagi penerus SBY dalam memimpin Partai Demokrat.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News